PAGARALAMPOS.COM - Pompeii merupakan sebuah kota Romawi Kuno dekat Naples. Dulu, kota ini sebuah peradaban yang sangat maju.
Semua berubah ketika letusan dahsyat Gunung Vesuvius menewaskan hampir 16.000 nyawa penduduknya. Tidak hanya Pompeii, kota tetangganya Herculaneum pun hancur lebur.
Ledakan yang terjadi saat itu membuat hampir setiap desa, rumah serta pertanian di sekitarnya hingga jarak 15 mil luluh lantak.
Menurut para ahli, diperkirakan letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 masehi terjadi pada bulan Oktober.
BACA JUGA:Misteri Satrio Wirang dan Ramalan Gunung Slamet: Legenda dalam Lipatan Sejarah Kerajaan Kediri
BACA JUGA:Tak Disangka, 5 Fakta Sejarah Unik Ini Pernah Terjadi di Dunia
Warga Pompeii yang bermukim di kawasan kaki Gunung Vesuvius terkena dampak paling parah.
Mereka tidak bisa bernapas karena udara tertutup abu serta gas beracun.
Satu-satunya saksi mata yang menjadi sumber tepercaya dalam bencana alam ini ialah Plinius Muda, yang mengirimkan surat kepada sejarawan Tacitus.
Para peneliti yang mempelajari sisa-sisa manusia dari Pompeii berhasil mengungkap informasi genetika dari tulang seorang laki-laki dan seorang perempuan yang terkubur 2.000 tahun lalu ketika kota Romawi itu ditenggelamkan abu vulkanik.
BACA JUGA:Menenal Sejarah Bharatayudha: Kisah Perang Antar Saudara Pandawa dan Kurawa yang Melegenda
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Perkereta Apian Indonesia! Inilah Sekilas Jejak Museum Kereta Api Ambarawa
"Genom manusia Pompeii" pertama ini adalah seperangkat "instruksi genetika" yang hampir lengkap dari para korban, terkode dalam DNA yang diekstraksi dari tulang mereka.
DNA manusia kuno itu terawetkan dengan sangat baik dalam jasad yang terbungkus abu yang mengeras seiring waktu.
Kedua orang itu pertama kali ditemukan pada 1933, di tempat yang oleh para arkeolog Pompeii disebut Casa del Fabbro, atau The Craftsman's House.