PAGARALAMPOS.COM – Ciung Wanara di Ciamis menawarkan lebih dari sekadar keindahan alam; tempat ini juga menyimpan cerita sejarah yang mendalam dan penuh tragedi.
Di balik panorama yang memukau, terdapat kisah-kisah kelam yang menggambarkan drama dan intrik masa lalu.
Mari kita menelusuri sejarah dan legenda yang menjadikan tempat ini unik.
Legenda Ciung Wanara mengangkat kisah dari zaman kerajaan, di mana perselisihan dan ambisi politik mendominasi kehidupan.
Kisah ini dimulai dengan tragedi ketika seorang ibu terpisah dari anaknya akibat perbuatan jahat dan iri hati, yang memicu konflik berkepanjangan.
Prabu Permana Di Kusumah dari Kerajaan Galuh menjadi korban pengkhianatan salah satu permaisurinya, Dewi Pangrenyep, yang menukar bayi Ciung Wanara dengan seekor anjing.
Keputusan ini menimbulkan penderitaan yang mendalam, namun takdir memberikan jalan lain.
Bayi yang tertukar ditemukan oleh Ki Gedeng Sindangkasih, seorang petani, yang membesarkannya dengan penuh kasih.
Ciung Wanara, kini seorang pemuda yang berani, berjuang untuk menegakkan keadilan dan merebut kembali tahta Kerajaan Galuh dari tangan yang tidak sah setelah memenangkan pertarungan sabung ayam melawan Arya Kencana.
Saat ini, Ciung Wanara di Ciamis tetap menyimpan jejak sejarah yang menarik.
Situs-situs bersejarah seperti Batu Pangcalikan, yang dikatakan sebagai tempat istirahat Prabu Permana Di Kusumah, memberikan nuansa dan refleksi sejarah masa lalu.
Leuwi Sipatahuan, kolam tempat diyakini Pangeran Ciung Wanara dimakamkan, menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk merenung dan menghargai pengorbanan sang pahlawan.
Sanghyang Bedil, batu yang dipercaya sebagai senjata Kerajaan Galuh, serta Panyabungan Ayam, tempat pertarungan sabung ayam terkenal, juga menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin menyelami lebih dalam tentang sejarah peperangan dan perjuangan.
Wisata sejarah Ciung Wanara bukan hanya sekadar kunjungan, melainkan sebuah perjalanan yang menawarkan pelajaran berharga tentang budaya dan keadilan.