Gunung berapi ini tergolong aktif dan memiliki dua puncak. Terdapat sebuah kawah di salah satunya. Kawah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Berdirinya Klenteng Sam Poo Kong di Semarang
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Klenteng Tertua di Semarang, Indonesia? Sam Poo Kong!
Hal ini lantaran permukaan kawah mampu menghasilkan beragam warna, mulai dari hijau, biru muda, hingga abu-abu.
Meski demikian, warna terakhir yang paling sering muncul. Dengan kawah itu, Gunung Dempo memiliki dua puncak yang salah satunya bernama Puncak Api.
3. Terdapat Banyak Sumber Air
Meski gunung ini cukup tinggi terdapat air jernih yang dapat ditemui sampai setengah perjalanan, para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan.
Sebuah sungai kecil yang jernih mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita temui di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Vihara Avalokitesvara Buddhagaya Watugong, Semarang, Indonesia
BACA JUGA:Tetap Berdiri Kokoh! Inilah Sejarah Berdirinya Benteng Pendem Ambarawa
Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.
Empat atau lima jam perjalanan pendaki akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerah agak terbuka, pandangan pun menjadi luas.
Gunung ini bisa ditempuh dengan jalur darat sekitar tujuh jam dari Palembang, ibu kota provinsi Sumatera Selatan.
Sesuai dengan namanya, Kota Pagaralam dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi adalah Gunung Dempo.
BACA JUGA:Tetap Berdiri Kokoh! Inilah Sejarah Berdirinya Benteng Pendem Ambarawa
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Berdirinya Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong