Meski telah ditempati para tentara sejak 1844, pembangunan benteng ini baru benar-benar selesai pada 1845.
BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan
BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit
Secara umum, bangunan Benteng Pendem Ambarawa berbentuk bujur sangkar dan lingkungan sekitarnya berupa persawahan.
Pada kompleks benteng ini, terdapat beberapa bangunan induk yang letaknya terpisah, sesuai dengan penjuru arah mata angin.
Selain itu, bangunan Benteng Pendem Ambarawa memiliki banyak jendela dan tidak dilengkapi dengan bastion, karena fungsinya memang untuk barak militer dan gudang logistik, bukan sebagai benteng pertahanan.
Saat ini, beberapa bagian bangunan masih dalam kondisi seperti aslinya.
BACA JUGA:Mengungkap Tabir Sejarah Suku Maya yang Hilang
BACA JUGA:Dibalik Kemewahannya! Inilah Sejarah Jam Tangan Rolex Asal Swiss Sejak Tahun 1905
Sementara pada beberapa bagian lainnya telah mengalami perubahan, baik disesuaikan dengan fungsi maupun karena pengaruh alam.
Pada umumnya, sebuah benteng dibangun dengan tujuan untuk pertahanan dari serangan musuh.
Akan tetapi, tidak dengan Benteng Pendem Ambarawa, yang konon mampu menampung sebanyak 12.000 tentara.
Hal itu dibuktikan dengan arsitektur bangunannya yang banyak jendela, mengindikasikan bahwa fungsi utamanya bukan untuk pertahanan, tetapi sebagai barak militer, penjara, dan gudang logistik perang, mulai dari meriam, senapan, kendaraan berat, juga kebutuhan makanan.
BACA JUGA:Dibalik Kemewahannya! Inilah Sejarah Jam Tangan Rolex Asal Swiss Sejak Tahun 1905
BACA JUGA:Temukan Ratusan Kuburan Kuno di Spanyol Ungkap Rahasia Sejarah Umat Muslim
Selain itu, Benteng Pendem Ambarawa tidak dilengkapi bangunan yang berfungsi sebagai tameng dan tempat meriam.