Kedatangan manusia pertama ke pulau ini terjadi pada zaman Raja Sirao, yang putranya menjadi pendiri peradaban awal di Nias.
Pada masa lalu, Nias diperintah oleh sejumlah panglima perang yang memegang kendali atas wilayah-wilayah tertentu.
Untuk menjadi prajurit di bawah panglima tersebut, pria muda diuji melalui tradisi lompat batu.
di mana mereka harus melompati susunan batu setinggi 2,3 meter tanpa menyentuh tanah.
BACA JUGA:Beberapa Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Suku Sikumbang
Selain itu, suku Nias juga memiliki sistem kasta yang terdiri dari 12 tingkatan, dengan kasta tertingginya dinamai Balugu.
Untuk mencapai kasta tersebut, seseorang harus menggelar pesta besar yang dihadiri ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor babi.
Kasta Balugu memiliki status sosial yang sangat dihormati dalam masyarakat Nias.
Selama berabad-abad, suku Nias hidup dalam budaya megalitik yang tercermin dalam berbagai peninggalan sejarah, seperti ukiran pada batu-batu besar di wilayah pedalaman pulau.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Tambo Bayang (1915), Jejak Suku Guci dari Muaro Paneh
Hukum adat, yang dikenal sebagai fondrako, memainkan peran penting dalam mengatur segala aspek kehidupan masyarakat Nias, mulai dari kelahiran hingga kematian.
Fondrako diwariskan secara turun-temurun dan masih dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat Nias hingga saat ini.
Ragam bahasa menjadi ciri khas suku Nias, dengan variasi kosa kata dan dialek antar desa.
Meskipun berada di satu pulau, perbedaan bahasa mencerminkan keragaman budaya dan kehidupan komunitas lokal mereka.
BACA JUGA:Inilah Silsilah Lengkap Keturunan Si Pahit Lidah Versi Suku Gumay