Toge panyabungan, yang bukan merupakan sayuran, adalah hidangan berbuka puasa yang sekilas terlihat seperti es cendol atau es dawet.
Semangkuk toge panyabungan berisi toge, yaitu butiran-butiran pendek dari tepung ketan hijau seperti cendol, ketan, gula merah, candil dan lupis.
BACA JUGA:Masjid Tua Tondon, Saksi Keharmonisan Islam dan Kebudayaan Lokal di Enrekang
BACA JUGA:Kisah Masjid Berusia 4 Abad di Enrekang, Jejak Warisan Islam di Puncak Tondon
Bisa dibayangkan betapa manisnya kudapan berbuka puasa ini.
Di daerah asalnya, Mandailing Natal, Toge Panyabungan disajikan dengan es batu, namun di Medan Toge Panyabungan disajikan dalam keadaan hangat.
Untuk membuat Toge Panyabungan lebih nikmat, Toge Panyabungan disajikan dengan siraman santan dan air gula aren.
Menurut Badan Pariwisata Indonesia, Toge Panyabungan sudah terkenal di Mandailing Natal sejak tahun 1940.
BACA JUGA:Kisah Masjid Berusia 4 Abad di Enrekang, Jejak Warisan Islam di Puncak Tondon
BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Kalimantan Timur, Begini Peran Kerajaan Kutai dan Paser dalam Penyebarannya
Cukup lama sekali, namun keberadaannya masih tetap hidup hingga sekarang.
Pada tahun 2017, Toge Panyabungan juga diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Sumatera Utara oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Lemang Pulut
Lemang adalah hidangan yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan dan dibungkus dengan daun pisang.
BACA JUGA:Kisah dan Ajaran Islam Mengenai Ya'juj dan Ma'juj, Perlindungan dari Fitnah dan Kekacauan
BACA JUGA:Yakjuj dan Makjuj dalam Eskatologi Islam, Tanda Mendekatnya Hari Kiamat