PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Tumapel, yang juga dikenal dengan nama Singhasari, merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri megah di tanah Jawa Timur antara tahun 1222 hingga 1292.
Namun, keberadaannya tidak lepas dari kisah-kisah penuh intrik dan perebutan kekuasaan yang mengiringinya.
Ken Arok: Pendiri dan Konflik Penerus Takhta
Kerajaan Tumapel lahir dari keberanian seorang pemberontak bernama Ken Arok, yang dijuluki Bhatara Siwa.
Pada tahun 1222, ia berhasil mengalahkan Kerajaan Kadiri yang berkuasa saat itu.
BACA JUGA:Kisah Kerajaan Buleleng: Kebangkitan dan Kejatuhan Peradaban Bali
Namun, keputusannya untuk menyerahkan Kadiri kepada putranya, Bhatara Parameswara, menjadi awal dari pertikaian antara para penerus takhta.
Ketegangan muncul ketika Anusapati, putra tertua Ken Arok, merasa berhak atas takhta Kadiri.
Konflik internal ini mencapai puncaknya dengan kematian tragis Ken Arok di atas takhtanya sendiri, menurut catatan dalam Prasasti Mula Malurung.
Setelah kematiannya, Guningbhaya, adik Bhatara Parameswara, naik takhta di Kadiri. Namun, takhta itu kemudian direbut oleh Tohjaya, kakak Guningbhaya.
BACA JUGA:Jejak Kerajaan Buleleng: Keterampilan dan Keruntuhan Peradaban Bali Kuno
Intrik Pembunuhan Anusapati
Tohjaya, yang merupakan putra Ken Arok dari selir Ken Umang, memiliki dendam terhadap Anusapati karena keyakinannya bahwa Anusapati adalah pembunuh ayah mereka.
Dengan kecerdikan yang membingungkan, Tohjaya memanggil Anusapati dengan mengajaknya untuk menyabung ayam, sebuah kegiatan yang sangat disukai Anusapati.
Namun, di balik kesenangan itu, Tohjaya melakukan aksi pembunuhan dengan keris Mpu Gandring pada tahun 1249.