PAGARALAMPOS.COM - Selama masa pemerintahannya yang singkat, kaisar yang gila, kejam, dan berbahaya ini menyebarkan kekacauan di kalangan elit Romawi.
Dia menuntut para senator memujanya sebagai dewa, secara terang-terangan mengambil istri mereka sebagai selir, dan memerintahkan eksekusi sewenang-wenang terhadap banyak orang di sekitarnya.
(Untuk rekan pemimpinnya, yang rutin meminum obat penawar untuk melindungi dirinya dari racun).
Kebencian Caligula terhadap Senat begitu besar sehingga ia bercanda tentang menjadikan kudanya sebagai konsul (jabatan tertinggi di Roma) daripada memberikan peran itu kepada salah satu dari mereka.
BACA JUGA:11 Bangunan Bersejarah di Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui!
BACA JUGA:Jangan Konsumsi 5 Makanan Ini saat Puasa, Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan
Dengan semangat untuk memelihara dan mempromosikan warisan sejarah ini.
Diharapkan Masjid Tua Tondon akan terus menjadi destinasi religi yang berarti bagi masyarakat setempat serta pengunjung dari luar daerah.
Kisah ini diriwayatkan oleh Christiana Athanasiou, seorang sejarawan Yunani yang penuh dengan detail dan misteri.
Pertempuran itu berlangsung di pantai Galia, di mana pasukan Romawi menatap perairan yang bergelora, memisahkan mereka dari pulau Britania.
BACA JUGA:Jangan Lewatkan! Ini Amalan Wajib di 10 Hari Pertama Puasa yang Penuh Rahmat
Pasukan Romawi yang terlatih dengan baik, bersiap untuk menghadapi musuh yang berbeda kali ini: lautan yang luas.
Mereka mempersiapkan diri untuk menaklukkan ombak dan mengumpulkan kerang sebagai simbol kemenangan.
Caligula, berdiri dengan anggun dalam jubah ungu dan emas, mengangkat tangannya dengan penuh semangat, memberi isyarat untuk melancarkan serangan.