Lawang Sewu juga berfungsi sebagai penjara pada masa pendudukan Belanda dan Jepang, dengan beberapa ruangan diubah menjadi ruang penyiksaan.
Setelah Indonesia merdeka, kepemilikan Lawang Sewu beberapa kali berpindah tangan. Saat ini dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia (Perusahaan Kereta Api Indonesia).
Lawang Sewu terkenal dengan reputasinya yang misterius dan angker, dipicu oleh sejarah kelamnya.
Beredar cerita tentang terowongan rahasia bawah tanah yang menghubungkan Lawang Sewu dengan bangunan lain, penampakan lelaki tua misterius di dalam gedung, dan pohon angker di halaman belakang.
Masa lalu Lawang Sewu yang tragis telah berkontribusi pada kepercayaan masyarakat setempat terhadap kejadian supernatural di lokasinya.
BACA JUGA:Sangat Mudah, Inilah 9 Cara Perawatan AC Mobil Agar Terasa Sejuk saat Berkendara
4. Gedung Sate
Gedung Sate yang terletak di Bandung, Jawa Barat, menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
Awalnya bernama Gedung Hebe, gedung ini berfungsi sebagai kantor pusat Gouvernements Bedrijven (GB) atau Perusahaan Kereta Api Negara Belanda.
Konstruksi dimulai pada tahun 1920, dengan peletakan batu pertama oleh Johanna Catherina Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.
Nama gedung tersebut kemudian diubah menjadi Gedung Sate, mengacu pada sate sate yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar kawasan tersebut.
BACA JUGA:Eksplorasi Keindahan Alam Sumber Nah di Lumajang, Destinasi Tersembunyi Timur Jawa
Gaya arsitektur Gedung Sate mencerminkan perpaduan Rasionalisme Belanda dan unsur lokal Sunda.
Dirancang oleh arsitek Belanda J. Gerber, bangunan ini memiliki enam struktur runcing menyerupai tusuk sate di atas kubah tengahnya.
Bangunan ini disebut 'bekel' dan dihiasi ornamen perunggu. Gedung Sate resmi dibuka pada tanggal 27 Juli 1924 oleh Gubernur Jenderal ACD de Graeff.