Bangunan tersebut dipertahankan oleh pemuda Indonesia dari serangan pasukan Gurkha sehingga mengakibatkan tujuh korban jiwa.
Lawang Sewu juga berfungsi sebagai penjara pada masa pendudukan Belanda dan Jepang, dengan beberapa ruangan diubah menjadi ruang penyiksaan.
BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Suku Musi Banyuasin, Mengenal Keberagaman Budaya di Sumatera Selatan
BACA JUGA:Penemuan Menakjubkan! Inilah 7 Penemuan Bersejarah yang Bikin Geger Dunia
Setelah Indonesia merdeka, kepemilikan Lawang Sewu beberapa kali berpindah tangan. Saat ini dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia (Perusahaan Kereta Api Indonesia).
Lawang Sewu terkenal dengan reputasinya yang misterius dan angker, dipicu oleh sejarah kelamnya.
Beredar cerita tentang terowongan rahasia bawah tanah yang menghubungkan Lawang Sewu dengan bangunan lain, penampakan lelaki tua misterius di dalam gedung, dan pohon angker di halaman belakang.
Masa lalu Lawang Sewu yang tragis telah berkontribusi pada kepercayaan masyarakat setempat terhadap kejadian supernatural di lokasinya.
BACA JUGA:Inilah Silsilah Lengkap Keturunan Si Pahit Lidah Versi Suku Gumay
4. Gedung Sate
Gedung Sate yang terletak di Bandung, Jawa Barat, menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
Awalnya bernama Gedung Hebe, gedung ini berfungsi sebagai kantor pusat Gouvernements Bedrijven (GB) atau Perusahaan Kereta Api Negara Belanda.
Konstruksi dimulai pada tahun 1920, dengan peletakan batu pertama oleh Johanna Catherina Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.
Nama gedung tersebut kemudian diubah menjadi Gedung Sate, mengacu pada sate sate yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar kawasan tersebut.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Tambo Bayang (1915), Jejak Suku Guci dari Muaro Paneh