PAGARALAMPOS.COM - Bogor menjadi tuan rumah bagi pertemuan ke-37 Joint Sectoral Committee for Electrical and Electronic Equipment (JSC EEE) ASEAN.
Pertemuan ini merupakan platform penting di mana para pemangku kepentingan dari sepuluh negara ASEAN serta Sekretariat ASEAN berkumpul untuk membahas isu-isu terkait produk kelistrikan dan elektronika dalam kawasan ini.
Sebagai negara tuan rumah, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendukung pelaku usaha ekspor dan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di pasar regional.
Matheus Hendro Purnomo, Direktur Standardisasi dan Pengendalian Mutu, secara tegas menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kementerian Perdagangan terus berupaya untuk memastikan bahwa seluruh kepentingan nasional dapat diakomodasi dengan baik.
BACA JUGA:Ikuti Seleksi SIP TA 2024, Bintara Polres Pagar Alam Tes Kesampataan Jasmani
Salah satu fokus utama pertemuan JSC EEE ke-37 adalah membahas keberterimaan produk kelistrikan dan elektronika di ASEAN melalui perjanjian ASEAN Sectoral Mutual Recognition Arrangement for Electrical and Electronic Equipment (ASEAN EE MRA) dan ASEAN Harmonized Electrical and Electronic Equipment Regulatory Regime (AHEEERR).
Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengawal kepentingan nasional dalam rangka meningkatkan standar dan harmonisasi regulasi di tingkat regional.
Hendro juga menyoroti pentingnya memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh perjanjian tersebut, seperti pengurangan biaya dan risiko ekspor ulang, serta peningkatan kepercayaan terhadap mutu produk kelistrikan dan elektronika.
Dia menekankan bahwa hasil penilaian kesesuaian LPK dalam negeri harus dijadikan peluang oleh pelaku usaha dan LPK nasional untuk memperkuat posisi mereka di pasar regional.
BACA JUGA:Mengintip Misteri Cepuri, Kisah Pertemuan Legendaris di Pantai Parangkusumo
Pertemuan JSC EEE ke-37 dilaksanakan secara hibrida dengan partisipasi sepuluh negara ASEAN dan Sekretariat ASEAN.
Indonesia memiliki kehormatan memimpin pertemuan sebagai chairman, yang menunjukkan peran aktif dan pentingnya negara ini dalam membentuk kebijakan dan regulasi di tingkat regional.
Delegasi Indonesia yang hadir dalam pertemuan ini mencakup perwakilan dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dan Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia (ALSI).
Keberadaan mereka mencerminkan kolaborasi lintas sektor yang diperlukan untuk memastikan keselarasan antara standar, regulasi, dan praktik bisnis di industri kelistrikan dan elektronika.
BACA JUGA:Faktanya Kekuasaan dan Kekuatan Majapahit Tak Mampu Tundukkan Padjajaran. Ini Ulasannya