PAGARALAMPOS.COM – Salah satu destinasi wisata religi yang menonjol di Lamongan adalah Makam Sunan Drajat, terletak di Desa Drajat, Kecamatan Paciran.
Sunan Drajat, atau Raden Qasim, merupakan salah seorang anggota Walisongo yang dikenal dengan ajaran kemanusiaannya. Selain sebagai lokasi ziarah, makam ini juga menyimpan berbagai peninggalan bersejarah yang masih terjaga dengan baik.
Raden Qasim, yang lebih dikenal sebagai Sunan Drajat, lahir sekitar tahun 1470 Masehi. Ia merupakan putra dari Sunan Ampel dan saudara dari Sunan Bonang, keduanya merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Sunan Drajat mendirikan Pesantren Dalem Duwur di Desa Drajat yang berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam pada abad ke-15 dan ke-16.
Di kompleks makam, terdapat bukti peninggalan sejarah seperti angka tahun 1531 Saka (1609 M) yang terukir pada pintu masuk cungkup makam, menandakan waktu pembangunan atau pemugaran makam tersebut.
Selain itu, terdapat juga candra sengkala pada dinding luar langkan yang diperkirakan berasal dari tahun 1544 Saka (1622 M), kemungkinan menandai perluasan makam untuk menampung jumlah peziarah yang terus meningkat.
Museum Sunan Drajat menyimpan berbagai perangkat gamelan seperti bonang, angklung, ketuk, rebab, gender, dan saron, yang dikenal dengan sebutan gamelan Singo Mengkok.
Alat-alat musik ini tidak banyak berubah sejak zaman Sunan Drajat dan menjadi bagian penting dari warisan budaya yang ada di Lamongan.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai penulis tembang pangkur dan aktif dalam sastra macapat pada akhir abad ke-15. Ia memanfaatkan sastra suluk, termasuk bait-bait dari Serat Dewa Ruci, dalam dakwahnya.
Warisan spiritual dan budaya Sunan Drajat memberikan pandangan mendalam tentang nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan di Lamongan. Mengunjungi makam ini adalah kesempatan untuk meresapi sejarah dan spiritualitas Islam di Indonesia serta menyaksikan kekayaan warisan budaya yang terus dilestarikan.