Sayangnya, arca ini pecah dan hilang sejak tahun 1975.
Selain itu, Bahal III juga menarik perhatian dengan hiasan pahatan yang motifnya menyerupai bunga, memberikan pesona tersendiri bagi pengunjung.
Penemuan Candi Bahal tidak terlepas dari peran Franz Junghun, seorang geolog dan Komisaris Hindia Timur yang pertama kali berkunjung ke kompleks Biara Bahal pada tahun 1846.
Kunjungan ini menjadi awal dari serangkaian penemuan yang dilakukan oleh para peneliti, seperti von Rosenberg pada tahun 1854 dan Kerkhoff pada tahun 1887.
BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Suku Musi Banyuasin, Mengenal Keberagaman Budaya di Sumatera Selatan
Dari sinilah, dunia mulai mengenal keberadaan Candi Bahal dan kekayaan sejarah yang terkandung di dalamnya.
Tak hanya sebagai peninggalan sejarah, Candi Bahal juga menjadi simbol kekuatan dan kebesaran Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Utara.
Lokasinya yang dekat dengan Sungai Batang Pane menunjukkan peran strategisnya dalam masa lalu sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya.
Oleh karena itu, melalui artikel ini, mari kita telusuri lebih dalam mengenai keindahan dan kekayaan sejarah yang tersembunyi di balik megahnya Candi Bahal, sebuah warisan berharga bagi bangsa Indonesia.*
Source: www.detik.com - Sejarah Candi Bahal, Jejak Sriwijaya di Sumut Lokasi Peringatan Waisak 2023