Tempat pemujaan tetap berdiri tegak sampai sekarang, namun terjadi kerusakan secara internal maupun eksternal pada situs ini.
Kerusakan internal Gunung Padang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan liar dan erosi.
BACA JUGA:Selain Panorama Alamnya, Ternyata Banyak Orang Berziarah Kesalahsatu Makam Orang Ini di Gunung Salak
BACA JUGA:5 Upacara Adat Papua, Inilah Keunikan Tradisi Perkawinan Suku Biak Yang Masi Ada Hingga Sekarang
Sementara kerusakan eksternal disebabkan oleh aktivitas wisata yang tidak terkendali, aksi vandalisme, dan batu yang diduduki atau dipukul.
Faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak dari batu punden menjadi aus, lepas, miring, retak, patah, bahkan jatuh ke lereng dan kaki bukit.
Gunung Padang ternyata tercatat sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
Terdapat lima teras pada situs ini yang memiliki ukuran berbeda-beda dan batuannya berasal dari andesit dengan panjang sekitar satu meter dan berbentuk tiang-tiang.
BACA JUGA:Bikin Merinding! Ini Makam di Puncak Gunung Salak, No 3 Penguasa Laut Selatan?
BACA JUGA:WOW! Ternyata Ini 5 Makhluk Mitologi Yang Sangat Populer di Indonesia, Cek Kumpulannya Disini
Masing-masing teras pada Gunung Padang memiliki fungsi. Salah satunya adalah teras pertama yang tercatat sebagai bagian terluas.
Teras pertama tersusun atas batu dengan jumlah batuan paling banyak, tetapi jumlahnya semakin sedikit menuju ke arah atas.
Gunung Padang adalah struktur piramida tertua di dunia bermula dari pemaparan peneliti asal Indonesia pada American Geophysical Union tahun 2018.
Klaim tersebut didasarkan pada Gunung Padang berbeda dari bukit biasa setelah peneliti melakukan penelitian selama bertahun-tahun.
BACA JUGA:Menemukan Rahasia Gunung Salak, Inilah 4 Makam Orang Sakti Sebagai Penjaga Setia
BACA JUGA:9 Wanita Sakti dan Ratu Penguasa Kerajaan Gaib! Bisa Minta Kekayaan