Menurut penelitian wilayah asal bahasa Musi ialah di Kabupaten Banyuasin, terutama di Kecamatan Sekayu, Babat, Toman, Banyu Lincir, Sunhai Lilin dan Banyuasin Tiga.
Mata Pencaharian Suku Musi Banyuasin
Mata pencaharian pokoknya ialah bertani di sawah dan ladang.
Diperkirakan sekitar 95.330 hektar tanah di Kabupaten Musi Banyuasin merupakan lahan persawahan dan perladangan.
BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau
BACA JUGA:Jelajahi petualangan seru di Situbondo melalui 11 destinasi wisata alam dan bangunan bersejarah
Hasil pertaniannya ialah padi dan berbagai buah-buahan, seperti duku, rambutan, manggis, jambu mete, dan durian.
Di beberapa daerah penduduk juga bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit dan karet atau perusahaan tambang minyak bumi.
Pekerjaan lainnya ialah menangkap ikan di sungai.
Di kecamatan Banyuasin II terdapat perusahaan pembuat kerupuk udang dan ikan.
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
BACA JUGA:Membuka Sejarah Candi Prambanan, Teryata ada Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang
Hasil hutan dari daerah ini meliputi berbagai jenis kayu, seperti kayu unglen, tembesa, petangan, medang dan meranti.
Sistem Kekerabatan Suku Musi Banyuasin
Dari bentuk keluarga-keluarga batih yang terdapat di dalam masyarakat, orang Musi boleh dikatakan cenderung menjalan prinsip keturunan patrilineal.
Dalam tata cara perkawinannya pun dikenal upacara yang disebut “melerai pengantin” yaitu “mengarak pengantin” dari rumah mempelai wanita ke rumah mempelai pria.