Suku Ponosakan, yang juga bagian dari Minahasa, menghuni kecamatan Belang dan Ratatotok di Kabupaten Minahasa Tenggara. Mereka berbicara bahasa Ponosakan dengan beberapa dialek dan dikenal karena sifat taat serta keterampilan dalam bercocok tanam.
Makanan khas mereka serupa dengan Bantik, seperti nasi jagung dan ikan roa bakar.
Suku Sangir
Suku Sangir, yang mendiami Kepulauan Sangihe dan Talaud, memiliki ciri fisik mirip dengan suku Minahasa dan Bantik.
Mereka berbicara bahasa Sangir dan dikenal sebagai suku yang mandiri serta terampil dalam berlayar dan membuat kerajinan. Kuliner khas mereka termasuk nasi kuning dan sambal dabu-dabu.
Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang keanekaragaman suku di Sulawesi Utara.
5 Suku Indonesia Paling Ditakuti, Kisah Keberanian dalam Melawan Penjajahan Belanda
PAGARALAMPOS.COM - Indonesia, yang terkenal dengan keberagaman suku, agama, tradisi, dan budaya, memiliki sejarah panjang melawan penjajah.
Selama masa kolonial Belanda, sejumlah suku di Nusantara mampu menantang kekuasaan asing dengan taktik perang gerilya dan bahkan ilmu magis.
Inilah 5 suku di Indonesia yang paling ditakuti oleh kolonial Belanda.
1. Suku Dayak, Pulau Kalimantan
Para penjajah Belanda menjuluki suku Dayak sebagai "Pasukan Hantu" karena kemampuan bertarung mereka yang menakutkan.
BACA JUGA:Sejarah Suku Bugis di Nusantara Dahulunya Etnis Melayu Yang Bermigrasi di Daratan Asia
Suku Dayak hidup dan beraktivitas di hutan, sehingga sangat sulit bagi Belanda untuk menduduki mereka. Dayak juga memiliki kemampuan kamuflase yang sangat baik di hutan.
Selain keahlian dalam pertarungan jarak dekat dengan mandaunya, suku Dayak juga mahir dalam pertarungan jarak jauh menggunakan sumpit tiup yang di titiknya terdapat racun mematikan.