Suku Sikumbang memiliki peran dan posisi yang penting dalam masyarakat Minangkabau.
Di nagari tertua di Minangkabau, yaitu nagari Pariangan, suku Sikumbang adalah suku yang berperan sebagai hulubalang nagari, atau penjaga keamanan dan ketertiban.
BACA JUGA:Bukan Hanya Gedung Sate, Inilah 10 Bangunan Bersejarah di Bandung, Kini Jadi Tempat Wisata
Suku Sikumbang juga diutus untuk meredakan perselisihan antara masyarakat Batipuh Ateh dan Batipuh Bawah, yang dipicu oleh perbedaan paham antara Bodi Caniago dan Koto Piliang.
Pemimpin dari suku Sikumbang adalah seorang pendekar yang diberi gelar Tuan Gadang. Seluruh anggota suku Sikumbang mengabdikan diri pada Tuan Gadang.
Atas keberhasilannya meredakan pertikaian di Batipuh, Tuan Gadang pun diberi gelar Harimau Campo Koto Piliang.
Harimau Campo adalah sebutan untuk komandan yang memimpin tim ke daerah Luhak Agam, yang anak-anaknya disebut macan.
BACA JUGA:Mengenal Angklung: Begini Sejarah Alat Musik Tradisional yang Telah Mendunia!
Karakter dan Budaya Suku Sikumbang
Suku Sikumbang memiliki karakter dan budaya yang khas. Orang-orang suku Sikumbang cenderung baik, ramah, dan tidak cerewet.
Mereka juga memiliki wajah yang cantik dan ganteng, dengan kulit yang hitam manis. Suku Sikumbang juga termasuk suku yang belum mengenal tulisan, dan bahasanya pun masih asli.
Suku Sikumbang juga terkenal memiliki keahlian seni bela diri, seperti Silek Harimau Campo, Silek Kuciang Siam, Silek Kambiang Hitam, Silek Anjiang Mualim, dan Silek Usali.
Silek Harimau Campo adalah ilmu silat yang mengimitasi gerakan harimau dari daerah asal suku Sikumbang.
BACA JUGA:Melacak Sejarah Melalui Nagarakretagama dan Pararaton, Punya Kisah yang Mendalam
Silek Kuciang Siam adalah ilmu silat yang mengimitasi gerakan kucing, yang merupakan hewan peliharaan yang melindungi dari gangguan tikus.
Silek Kambiang Hitam adalah ilmu silat yang diwarisi dari Kan-Bin atau Kambiang Hutan, yang berasal dari Cambay Malabar utara.