Aktivitas beruntun tercatat pada tahun 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, dan 1960.
Pada 1 Desember 1977, terjadi guguran lava yang menimbulkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar dan Besuk Kobokan.
BACA JUGA:Dibalik Keindahan yang Menakjubkan, Ternyata Gunung Rinjani Menyimpan Misteri yang Terpendam
Volume endapan material vulkanik mencapai 6,4 juta m3 di mana sawah, jembatan dan rumah warga yang ada di wilayah terdampak menjadi rusak.
Aktivitas vulkanik tersebut berlanjut dan tercatat pada rentang tahun 1978 – 1989.
PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.
Pada tahun 2008, Gunung Semeru tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.
BACA JUGA:Telusur Puncak Tertinggi di Pagaralam Gunung Dempo yang Tawarkan Keindahan Menakjubkan
Pada 22 Mei 2008, terjadi empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.
Selanjutnya pada 4 Desember 2021, terjadi erupsi Gunung Semeru yang mengeluarkan guguran awan panas mengarah ke Desa Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang.
Yang menimbulkan korban jiwa, Lebih lanjut, Gunung Semeru telah mengalami sekitar 20 letusan yang tercatat dari Januari hingga Oktober 2022.
Jalur pendakian Gunung Semeru dimulai dari pos Desa Ranu Pani (2.100 m dpl) di mana pendaki harus melapor (check in).
BACA JUGA:Dibalik Keindahan yang Menakjubkan, Ternyata Gunung Rinjani Menyimpan Misteri yang Terpendam
BACA JUGA:Menyusuri Keindahan Pesona Wisata Gunung Papandayan Cisurupan Garut