- Burgo: Dikenal sejak abad ke-20, ketika perantau dari Sumatera Barat di daerah pegunungan Gunung Dempo mengembangkan makanan yang mirip lontong sayur dengan tepung beras dan kuah santan ikan gabus. Nama "burgo" berasal dari kata "bungo," sebutan untuk bunga dalam bahasa Minangkabau.
- Tempoyak: Makanan ini memiliki sejarah panjang, berasal dari penggunaan durian yang melimpah oleh petani di sepanjang sungai Komering. Tempoyak dinamai dari "tampoi," sebutan untuk durian dalam bahasa Melayu.
Dengan keberagaman kuliner ini, Sumatera Selatan menawarkan berbagai cita rasa yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarahnya yang mendalam.