Kisah Tragis Meninggalnya Pangeran Trunojoyo Ditangan Raja Amangkurat II!

Rabu 20-12-2023,17:24 WIB
Reporter : Erick
Editor : Erick

PAGARALAMPOS.COM - Kisah Raja Amangkurat II dikenal sebagai penguasa Kerajaan Mataram yang dikenal sangat sadis dan kejam selama dia menjalankan pemerintahan dari tahun 1677 hingga 1703.

Salah satu bentuk kekejaman Amangkurat II yang paling terkenal adalah ketika dia melaksanakan hukuman mati kepada Raden Trunojoyo.

Raden Trunojoyo sendiri adalah bangsawan asal Madura, keturunan Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma, Raja Mataram ketiga.

Ayahnya bernama Raden Demang Melayukusuma, putra Cakraningrat I, dari istri selir yang merupakan saudara tiri dari Cangkaningrat III, tahun 1647 sampai 1707, Gubernur Madura untuk Mataram.

BACA JUGA:3 Rumah Adat Suku Papua Miliki Bentuk Serta Filosopi Berbeda, Ternyata Ini Maknanya!

Perwira Kompeni Kapten Jonker menyesalkan tindakan Susuhunan Amangkurat II menusuk Trunojoyo. Ia menganggapnya sebagai orang yang tidak kenal malu.

“Raja yang berbuat nista akan terkena hukuman Tuhan. Tidakkah Raja suka membaca cerita bahwa leluhurnya setiap tahun pergi ke Makkah?” tulis Babad Tanah Jawi mencatat keheranan Kapten Jonker terhadap perilaku Amangkurat II.

BACA JUGA:6 Alasan Kucing Suka Tidur Didekatmu, Salah Satunya Keberuntungan Akan Menghampiri!

Peristiwa itu membuat Kapten Jonker berani berbicara. Amangkurat II ia sebut sebagai tidak layak menjadi raja karena telah membunuh orang yang sudah takluk.

Kapten Jonker adalah Muslim Ambon yang menjadi tentara Kompeni. Ia yang mendapat tugas menangkap Trunojoyo dan menjamin keselamatan Trunojoyo jika ia bersedia menyerahkan diri.

BACA JUGA:Ini 5 Rekomendasi Wisata Yang Paling Sering Dikunjungi Di KIota Pagar Alam Sumsel!

Trunojoyo pun mempercayai Kapten Jonker, sehingga ia bersedia menyerahkan diri pada 27 Desember 1679. Tiga tahun setelah Amangkurat II naik tahta.

Untuk menangkap Trunojoyo yang telah melakukan pemberintakan sejak Amangkurat I, Amangkurat II memint abantuan kepada Kompeni. Kompeni memenuhi itu dengan permintaan yang sangat menguntungkan Kompeni.

Pada saat penyerahan diri itu, Trunojoyo mengaku ia hanya menyerah kepada Jonker, bukan kepada Amangkurat II.

Jonker pun memperlakukan Trunojoyo sebagai tawanan perang.

Kategori :