Sepuluh tahun kemudian, salah satu babinya berhasil tumbuh sangat besar. Babi ini diberi nama Okja oleh anak yatim piatu Mija (An Seo Hyun) dan dibesarkan di pegunungan Korea Selatan.
Karena ukurannya yang paling besar, Okja pun diambil kembali oleh perusahaan Mirando untuk diperkenalkan di New York.
Mija yang melihat sendiri bagaimana Okja ditangkap paksa pun berusaha menyelamatkan teman baiknya.
DImulailah perjalanan Mija ke negara asing sambil dibantu oleh orang-orang dari organisasi pecinta hewan yang menolak rekayasa genetika.
BACA JUGA:A Werewolf Boy, Melukiskan Cinta Sejati Melampaui Daya Imajinasi, ini Filmnya!
ISU LINGKUNGAN DAN KEKEJAMAN
Berdasarkan The Korea Herald, film Okja memiliki fokus utama mempertanyakan moralitas di balik sistem produksi daging dalam masyarakat modern.
Dijelaskan di konferensi pers Festival Film Cannes sebelum filmnya ditayangkan, Jong Boon Ho menjelaskan:
“Orang sudah mengkonsumsi daging selama bertahun-tahun, tetapi kita memakan apa yang kita butuhkan dan hewan hidup bebas sebelum kebangkitan kapitalisme.
BACA JUGA:Film Hopeless, Angkat Kehidupan Seorang Kriminal Upgrade Nasib, Yuk Nonton!
Sekarang hewan-hewan adalah bagian dari sistem produksi. Mereka dibesarkan dalam kesakitan dan dipotong dengan cepat dengan mesin besi.
“Ini bukanlah untuk keberlangsungan manusia, tetapi untuk uang. Inilah pesan yang ingin film ini sampaikan.”
Tujuan uang ini sudah terlihat dari awal, dimulai dari proses rekayasa genetika Okja.
Lucy Mirando dan perusahaannya memang memberikan topeng tujuan mulia seperti menghapus kelaparan di dunia, tetapi tujuan sebenarnya adalah memproduksi daging yang murah.
BACA JUGA:Film Kung Fu Hustle, Aksi Kocak Stephen Chow dan Kawan-kawan, Buruan Nonton!
Bong Joon Ho memperlihatkan secara tersirat bagaimana perusahaan percaya produk yang murah pasti diterima masyarakat.