Sayap dan kemampuan navigasi GLSDB memungkinkannya untuk menghindari hambatan dan pertahanan anti-udara dengan mengarahkan mereka, bahkan mendekati dari belakang target.
Dalam pengujian di tahun 2017, GLSDB mampu menghajar target bergerak pada jarak 100 km. SDB dan motor roket terpisah di ketinggian dan bom menggunakan pencari lsemi-active laser (SAL) untuk melacak dan melibatkan target.
Kemudian pengujian pada tahun 2019 memperpanjang kisaran jangkaua menjadi 130 km terhadap target di laut. SDB yang dipandu laser sebelumnya telah diuji dengan sukses menggunakan target yang bergerak dengan kecepatan 80 km per jam.
Pada 30 Maret 2023, media Taiwan melaporkan bahwa Taiwan telah menunda pembelian GLSDB sehingga dapat dikirim ke Ukraina. Ini dilakukan atas permintaan Amerika Serikat.
BACA JUGA:Amankan Debat Pertama Pilpres 2024, Polri Siapkqn Satgas Pengamanan
Senjata itu hanya memasuki “tahap produksi massal awal” pada tahun 2023. Bagian tersempit dari Selat Taiwan adalah dengan lebar 130 km.
Yang artinya dalam jangkauan GLSDB dan dipercaya akan menjadi masaah saat Cina melakukan invasi ke Taiwan.
Pada 14 Oktober 2023, Boeing mengatakan bahwa GLSDB akan dikirim ke Ukraina pada musim dingin. Namun pada 30 November, dilaporkan bahwa pengiriman GLSDB telah ditunda ke awal tahun 2024.
Masuk kategori surface to surface missile, GLSDB punya berat total 270 kg, dengan hulu ledak fragmentation multipurpose warhead seberat 93 kg.
Ditenagai M26 rocket motor, GLSDB punya jarak jangkau sasaran 150 km dan sistem pemandu GPS (Global Positioning System) dengan dukungan INS (Inertial Navigation System). (*)