Selama perjalanan menuju Kawasan Wisata Gunung Dempo, saya melihat banyak hotel, losmen, homestay, bahkan toko oleh-oleh berjejer di sepanjang jalan menuju gerbang masuk.
Jadi, jika Anda berniat untuk datang langsung, kemungkinan besar Anda bisa melakukannya tanpa harus melakukan pemesanan terlebih dahulu.
Penginapan saya selama 3 hari 2 malam di Pagar Alam adalah Kanawa Guesthouse di Jl. Serma Wanar, Pagar Alam (seberang bioskop lama di Pasar Dempo) dengan nomor telepon 0813-9298-8887.
Tarif kamar standar adalah Rp200.000 termasuk sarapan, air minum, dan fasilitas untuk menyeduh kopi dan teh sendiri.
Selain itu, pemiliknya juga membuka angkringan pada sore hingga malam dengan menu berbeda setiap harinya.
BACA JUGA:Asam Lambung Naik Lagi? ini Nih 7 Tanaman Herbal yang Efektif Obati Asam Lambung
Konsumsi
Kebiasaan makan hanya ketika lapar tetap berlaku selama perjalanan, meskipun saya sekarang aktif dalam membuat konten kuliner.
Dengan terus berkeliling dan mengunjungi tempat-tempat, saya jarang memikirkan untuk jajan, terutama setelah sarapan di guesthouse dan membawa bekal ringan di tas.
Di Pagar Alam, mencari makanan tidaklah sulit, terutama karena lokasi penginapan saya berada di daerah pasar.
Pada malam hari, terdapat angkringan yang menyajikan berbagai makanan. Namun, saya tidak sempat mencicipi kuliner khas Pagar Alam.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Legenda Lembu Suro, Kisah Mistis dari Tanah Jawa
Katanya, sih, selain masakan khas Sumatra Selatan, seperti pindang, pempek, dan sejenisnya itu, Pagar Alam terkenal dengan ikan kuah kuning yang bisa ditemui di rumah-rumah makan.
Entah kenapa, seharian eksplorasi Pagar Alam, saya tidak punya niatan masuk warung nasi. J
ajannya cuma pas di Bukit Rimau dan di sekitaran penginapan.
Mungkin, perlu tambah satu hari lagi, nih, khusus untuk hunting kuliner. Kapan, ya, ke sana lagi?