Pengaruh asing dalam penamaan suatu kota mencerminkan keragaman budaya dan sejarah yang unik. Pagar Alam memiliki sejarah penamaan yang penuh dengan cerita.
Nama "Pasemah" sebenarnya diucapkan sebagai "Besemah" dalam bahasa setempat, namun pengaruh bahasa Inggris mempengaruhi penamaan ini, mengubah sebutan menjadi "Pasemah".
Perubahan ini mencerminkan pengaruh kolonialisme dan interaksi budaya. Namun, ketika status kota berubah menjadi kota mandiri, penamaan baru "Pagar Alam" menggambarkan semangat baru yang berkobar dan keteguhan hati dalam menghadapi perubahan.
5. Mitos dan Legenda Asal-Usul Suku Besemah
Mitos dan legenda mengenai asal-usul suku Besemah adalah bagian penting dari warisan budaya Pagar Alam.
Meskipun bersifat mistis, cerita ini memegang peran sentral dalam mengakar kebudayaan dan menghubungkan generasi lalu dan sekarang.
Cerita tentang Atung Bungsu, salah satu dari tujuh anak Ratu Majapahit yang memulai perjalanan epik, bukan hanya legenda, tetapi juga simbol ketekunan, semangat petualangan, dan tekad untuk mencari tempat baru.
BACA JUGA:Israel Kini Kebut Proyek Hanud Laser Iron Beam
Legenda ini merangkai benang merah antara berbagai komunitas, budaya, dan nilai-nilai yang mempersatukan masyarakat Besemah.
Kesimpulannya, sejarah Pagar Alam adalah cerminan dari perjalanan kota ini dari administrasi kota hingga menjadi kota mandiri yang kaya akan budaya dan warisan.
Perlawanan terhadap penjajah, karakter geografis yang memesona, pengaruh asing dalam penamaan kota, dan mitos asal-usul suku Besemah semua berkontribusi pada identitas kuat kota ini di Provinsi Sumatera Selatan.(*)