Jejak Sejarah Suku Besemah, Budaya yang Kental dengan Nuansa Islam, Ini Penjelasan Lengkapnya!

Minggu 15-10-2023,19:56 WIB
Reporter : Edi
Editor : Edi

Masyarakat Suku Besemah hidup dari pertanian dengan tanaman utama berupa kopi, sayuran, dan cengkeh, sementara beras menjadi makanan pokok mereka.

Nama ‘Besemah’,‘Pasemah’ atau ‘Bumi Besemah’ adalah istilah lain yang sering digunakan sebagian orang untuk menyebut wilayah Kabupaten Lahat dan Pagaralam yang ada di Sumatera Selatan.

Sebutan tersebut ternyata memiliki muasal yang berkaitan erat dengan sejarah Kesultanan Palembang Darussalam

BACA JUGA:Sudah Tahu Belum? Ternyata Ini Merk Ban Motor yang Teruji Paling Awet dan Tahan Lama

Meski terpisah jarak sejauh ratusan kilometer, ternyata Bumi Besemah dan Kota Palembang memiliki ikatan sejarah yang menarik.

Pasca runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, berbagai kerajaan kecil mulai bermunculan dari wilayah-wilayah bekas kekuasaan Sriwijaya.

Salah satu kerajaan yang berhasil mencapai puncak kejayaannya pada masa itu bernama Jagat Besemah, kerajaan yang pusat pemerintahannya berada di lereng Gunung Dempo, Pagaralam.

Kata ‘Jagat’ sendiri dipergunakan untuk menggambarkan luasnya wilayah kekuasaan kerajaan tersebut.


--

BACA JUGA:Bingung Mau Liburan Kemana? Coba Berwisata ke Bukit Nirwana Malang yang Punya Spot Foto Instagramable!

Konon di masa keemasannya, wilayah Jagat Besemah tidak hanya meliputi Pagaralam dan Lahat, tapi juga wilayah Empat Lawang, sebagian wilayah OKU dan Muara Enim, Bengkulu Selatan serta sedikit bagian dari Provinsi Lampung saat ini.

Rakyat penghuni Kerajaan Jagat Besemah sendiri dikenal dengan sebutan ‘orang-orang Besemah’ atau ‘orang-orang Pasemah’, penghuni Gunung Dempo dan Bukit Barisan yang kerap ditakuti oleh bangsa pendatang seperti Belanda dan Inggris.

Sebagian sejarawan percaya bahwa kemunculan Kerajaan Jagat Besemah berawal dari keruntuhan Kerajaan Majapahit di abad ke-6. 

BACA JUGA:14 KM dari Purwokerto, Jawa tengah, Indonesia, Ada Surga yang Tersembunyi, GUYSS

Jagat Besemah didirikan oleh seorang keturunan Majapahit yang dijuluki Ratu Atung Bungsu. 

Sebutan ‘ratu’ sendiri tidak mengindikasikan bahwa Atung Bungsu adalah seorang perempuan.

Kategori :