--
Sebaliknya, pada masa itu, ratu adalah gelar yang disematkan pada seorang penguasa laki-laki, atau laki-laki keturunan bangsawan.
Dengan demikian ditariklah sebuah kesimpulan bahwa Atung Bungsu adalah masih keturunan dari raja-raja Majapahit.
BACA JUGA:Ternyata Ini 6 Tips Penting Agar Rantai Motor Bisa Awet dan Tahan Lama, Simak Penjelasannya Disini!
Ratu Atung Bungsu konon meninggalkan tanah Jawa bersama keluarga dan pengikutnya, demi memasuki pedalaman hutan Sumatera.
--
Setelah mengarungi Sungai Musi dan anak-anak sungainya, tibalah Atung Bungsu dan pengikutnya di sebuah perairan yang tenang dan dataran yang subur di tepian Sungai Lematang.
Perairan tempat Atung Bungsu berlabuh tersebut ternyata dipenuhi oleh ikan semah, salah satu spesies ikan yang diyakini masih berkeluarga dengan ikan mas.
Begitu banyaknya ikan semah disitu, sehingga saat istri Atung Bungsu hendak mencuci beras dengan air sungai, salah seekor ikan semah meloncat ke dalam periuk beras yang ia bawa.
BACA JUGA:Mistis di Gunung Arjuno, Hati Hati Jika Mendengar Alunan Gamelan, Ada Pertanda Ini
Dari sanalah muncul nama Besemah, yang secara harfiah memiliki arti “ber-ikan semah”.
Nama tersebut kemudian digunakan oleh Atung Bungsu dan rombongannya untuk menyebut tempat tersebut hingga kemudian hari.
Meski cerita tersebut sangat dikenal oleh masyarakat Besemah hingga masa kini, ternyata ada leih dari satu versi cerita yang mengisahkan asal nama Besemah.
Dalam versi lain, seorang ‘wali tua’ dari tanah Jawa yang masih termasuk keluarga Kerajaan majapahit berangkat ke Palembang, kemudan menikah dengan salah seorang putri raja Palembang pada masa itu.
BACA JUGA:Serem Banget! 4 Tempat Wisata Horor di Bali, Cocok untuk Uji Nyali Pengunjung
Salah satu keturunan wali tersebutlah yang kemudian dinamai Atung Bungsu.