PAGARALAMPOS.COM - Meski Turki berstatus anggota NATO dan ikut memasok persenjataan ke Ukraina, tapi itu bukan berarti Turki bebas dari sorotan rekan-rekan negara Barat.
Pada satu sisi, Turki sejalan dengan kepentingan Barat dan NATO di Ukraina, tapi disisi lain, Turki mendapat kecaman dari negara-negara Barat terkait hak asasi manusia.
Khususnya pada keterlibatan militer Turki dalam serangan udara kepada kelompok Kurdi, serta dukungan militer Turki di Irak dan Suriah.
Nah, terkait keterlibatan serangan udara dari militer Turki yang mendapat sorotan Barat, rupanya sedikit banyak terkait dengan eksistensi drone tempur (UCAV) super laris manis, Bayraktar TB2 produksi Baykar Makina.
Dikutip dari Reuters.com, pejabat lokal Irak menyebut bahwa Bayraktar TB2 banyak digunakan oleh Turki untuk misi serangan udara ke permukaan.
Setidaknya ada dua perusahaan Barat yang telah memasok komponen penting untuk drone Bayraktar TB2. Komponen penting yang dimaksud adalah sensor optik.
Dengan sensor ini, memungkinkan drone untuk mengawasi dan mengidentifikasi target di darat dan melakukan serangan udara. Sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa perusahaan-perusahaan Barat telah melanggar sanksi.
Produsen elektronik pertahanan Jerman Hensoldt mengatakan bahwa mereka telah melengkapi Bayraktar TB2 dengan sensor optik Argos II sejak tahun 2020.
BACA JUGA:Pengamanan KTT AIS Forum 2023 Berjalan Aman dan Lancar
Dikatakan bahwa pihaknya juga telah memasok sensor tersebut ke Turkish Aerospace Industries (TAI) dan Lentatek, dua produsen drone Turki lainnya.
Hensoldt mengatakan jumlah dan tanggal pasti pengiriman sensor tersebut bersifat rahasia dan tidak dapat dibagikan.
“Tanpa sensor jenis ini, drone yang kita kenal tidak akan berfungsi,” kata Kelsey Gallagher, peneliti Project Ploughshares, sebuah lembaga penelitian perdamaian Kanada.
Hensoldt menambahkan bahwa Argos II dikembangkan dan diproduksi oleh anak perusahaannya di Afrika Selatan.
BACA JUGA:Operasi Mantap Brata Pengamanan Pemilu Dimulai 17 Oktober 2023, Polri Deklarasi Anti Hoax