Upaya putra dan menantu Mary Shelley untuk ‘mem-Victoria’ ingatannya dengan menyensor dokumen biografi, berkontribusi pada persepsi Mary Shelley sebagai sosok yang lebih konvensional dan kurang reformis.
Dibandingkan yang ditunjukkan dalam karya-karyanya.
BACA JUGA:Geger! Kerja Jadi Lebih Lancar dengan Tablet Terbaru Pabrikan Xiaomi
Juga 'kelalaiannya' yang malu-malu terhadap karya-karya Percy Shelley.
Dan diam-diam menghindari kontroversi publik di tahun-tahun terakhirnya menambah kesan ini.
Komentar Hogg, Trelawny, dan pengagum Percy Shelley lainnya juga cenderung meremehkan radikalisme Mary Shelley.
BACA JUGA:Ban Motor Terbaik dan Terkenal Awet, Nomor 3 Paling Populer!
Trelawny's Records of Shelley, Byron, and the Author (1878) memuji Percy Shelley dengan mengorbankan Mary, mempertanyakan kecerdasannya dan bahkan kepengarangannya atas Frankenstein.
Lady Shelley, istri Percy Florence, menanggapinya dengan menyajikan kumpulan surat warisan yang telah diedit secara menyeluruh.
BACA JUGA:Tak Disangka, Ternyata Ada Suku yang Mengasingkan Diri dengan Melakukan Pernikahan Sedarah!
Kemudian diterbitkan secara pribadi sebagai 'Shelley dan Mary' pada tahun 1882.
Dari adaptasi teater pertama Frankenstein pada tahun 1823 hingga adaptasi sinematik abad ke-20.
Termasuk versi sinematik pertama pada tahun 1910 dan versi yang sekarang terkenal.
BACA JUGA:Tak Beradab? Anak Minta Dilayani Ibu Sendiri Pun Sebaliknya, Kebiasaan Suku Polahi Kawin Sedarah
Seperti ‘Frankenstein’ tahun 1931 karya James Whale, ‘Young Frankenstein’ tahun 1974 karya satir Mel Brooks.
Kemudian ‘Mary Shelley’s Frankenstein’ tahun 1994 karya Kenneth Branagh .