BACA JUGA:Penuh Keakraban, Malam Silaturahmi AKBP Erwin Irawan SIK Bersama Pj Walikota Pagar Alam
Orang Thracia kemudian dibujuk oleh Glaber untuk mendaftar dalam dinas Romawi sebagai pasukan pembantu.
Glaber dibujuk oleh istrinya Ilithyia, untuk mencari kejayaan yang lebih besar.
Ia memutuskan untuk berhenti menyerang Getae dan langsung menghadapi kekuatan Mithridates di Asia Kecil.
BACA JUGA:Bukti Kerajaan Kuno Legendaris, Berikut Kisah Misteri Pintu Gerbang Majapahit Di Jawa Tengah!
Orang Thracia merasa dikhianati, lantas memimpin pemberontakan melawan Glaber.
Si orang Thracia berhasil lolos dan kemudian kembali untuk menemukan desanya telah hancur.
Si orang Thracia dan istrinya, Sura ditangkap oleh Glaber keesokan harinya.
Si orang Thracia dihukum mati di arena gladiator atas 'kejahatannya', sementara Sura dibawa pergi, dihukum menjadi budak.
Si orang Thracia kemudian dikirim ke Capua di Italia, di pusat pelatihan gladiator.
Melawan segala rintangan di arena, dia membunuh empat gladiator yang ditunjuk untuk mengeksekusinya.
BACA JUGA:Kisah Kapal RMS Carpathia, Berhasil Selamatkan Korban Kapal Titanic Walau Sangat Jauh
Kejadian langka tersebut langsung menjadi sensasi di kalangan penonton.
Bahkan Senator Albinius lalu mengubah hukuman si orang Thracia dari mati menjadi perbudakan.
Nah, karena ama asli tahanan tidak diketahui, Quintus Lentulus Batiatus, pemilik ludus di Capua menyarankan untuk menamainya ‘Spartacus’.