Selain bertani, mereka juga memelihara sapi sebagai sumber makanan dan ternak. Tanah pinggiran kota di sekitar sungai memastikan rumput berlimpah untuk hewan ternak mereka.
Mereka menjalani kehidupan yang sederhana dan harmonis dengan alam.
Namun, suatu hari, Sangga Rujungan pergi ke hutan untuk menebang pohon, dan ketika sang istri tidak datang datang mengantarkan makan siang, kegelapan mulai menyelimuti hidupnya.
Rasa lapar dan hausnya semakin tidak terganggu, dan keadaan tersebut membawa peristiwa tragis yang mengubah hidupnya selamanya.
Sangga Rujungan, dalam keadaan lemah, menemukan fakta mengerikan bahwa anak mereka yang dikirim untuk mengantarkan makanan telah menjadi mangsa harimau lapar.
Ketika dia kembali ke rumah, dia menemukan sisa-sisa daging dan beberapa barang yang dikenal dengan baik.
Ini adalah awal dari perubahan mengerikan dalam hidup Sangga Rujungan. Ia merasa dirinya sudah tidak manusiawi lagi, sebagai korban kutukan.
Ia memutuskan untuk pergi, meninggalkan keluarganya, dan memperingatkan mereka jika mereka mengancam di masa depan.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dalam Kisah Si Pahit Lidah, Pendekar Sakti Dengan Kutukan Hebatnya!
Sangga Rujungan meninggalkan pesan untuk istrinya, bahwa dia telah berubah menjadi Setuo, sesuatu yang bukan lagi manusia.
Meski begitu, dia akan selalu siap membantu jika keluarganya berada dalam bahaya.
Mereka dapat mengintip di Padang Sudup dengan membawa 4 butir telur ayam, segenggam padi, dan lemang.
Namun, ada syarat untuk bertemu dengan Sangga Rujungan yang telah berubah menjadi Setuo.
Mereka tidak boleh membawa bakul di atas kepala dan tidak boleh meletakkan tangan di pelipis saat berjalan.