Mengungkap Fakta Gunung Bawakaraeng, Keindahan Alam, Jalur Pendakian, dan Mitos yang Menyelimuti Dataran Tingg

Selasa 19-09-2023,00:32 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Jukik

Bagi para pendaki yang ingin menaklukkan Gunung Bawakaraeng, terdapat beberapa jalur pendakian yang dapat dipilih. 

BACA JUGA:Apa Rasanya Jika Nikah Dengan Ibu Sendiri? Mengungkap Tradisi Unik yang Masih Berlanjut di Suku Polahi

Berdasarkan peta Jalur Pendakian Badan Informasi Geospasial Republik Indonesia, pendakian jalur Gunung Bawakaraeng dapat dimulai dari kaki gunung di Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. 

Jalur ini sangat disarankan bagi para pendaki dan merupakan jalur paling populer.

Selain itu, terdapat tiga jalur lain yang dapat ditempuh untuk mencapai puncak Gunung Bawakaraeng, yaitu Jalur Lembah Ramma, Jalur Danau Tanralili, dan Jalur Gunung Perak di Kabupaten Sinjai.

Jalur dari Desa Lembanna adalah jalur paling favorit. Pendaki akan melewati 10 pos sebelum akhirnya mencapai puncak Gunung Bawakaraeng. 

BACA JUGA:7 Daftar Pahlawan Ini Belum Ditemukan, Kisah yang Masih Membekas Dalam Sejarah Indonesia

Perjalanan dimulai dengan menyusuri hutan pinus, dan jalur ini akan terus menanjak, meskipun tidak terlalu ekstrim. Jalur ini seringkali ramai, tidak hanya oleh pendaki, tetapi juga oleh warga dan hewan ternak.

Pos 1 dan 2 Gunung Bawakaraeng terletak pada ketinggian 1.719 mdpl dan 1.810 mdpl, masing-masing. 

Di Pos 1, terdapat sebuah tugu dan papan penunjuk jalan yang memisahkan jalur Ramma dan jalur pendakian Bawakaraeng. Dari Pos 1, jalur pendakian semakin jelas, dan pohon besar seperti pinus semakin berkurang. 

Waktu tempuh dari Pos 1 ke Pos 2 sekitar 45 menit.

BACA JUGA:Pernikahan Suku Ini Sangat Aneh, Masa Iya Malam Pertama Harus Begini...

Pos 2 merupakan tempat yang baik untuk istirahat karena terdapat sumber air yang dapat dimanfaatkan pendaki.

Perjalanan ke Pos 3 akan ditemani oleh pohon perdu yang menggantikan tanaman semak yang banyak dijumpai di Pos 1 dan 2. 

Di rute ini, cahaya matahari yang tembus ke tanah sangat sedikit. Pos 3 berada pada ketinggian 1.835 mdpl, namun jarang dijadikan tempat istirahat. 

Sepanjang rute ini, pendaki akan melihat lumut yang menempel di batang pohon, menjadi bukti akan kurangnya cahaya matahari yang menerobos ke tanah.

Kategori :