PAGARALAMPOS.COM - Kesabaran dalam Cobaan, Pelajaran dari Kehidupan Mariah Al-Qibtiyah Jika kita melihat sejarah dunia, maka jalan menjadi budak telah dilalui oleh berbagai peradaban dengan berbagai perlakuan yang tidak manusiawi. Namun, Islam datang dengan pandangan yang berbeda. Dalam Islam, budak diangkat derajatnya dan diperlakukan dengan martabat, bahkan dianggap seperti saudara.
BACA JUGA:Wah Parah, Anehnya Ritual Malam Pertama Suku Ini Libatkan Dukun, Ini Dia Tradisi dan Nama Sukunya! Dalam tulisan ini, kita akan membahas kisah seorang budak wanita bernama Mariah Al-Qibtiyah, yang menjadi istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Mariah Al-Qibtiyah adalah seorang budak wanita yang dihadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam oleh Raja Mesir Mukawqis. Kisah Mariah dimulai ketika Rasulullah mengirim surat kepada Raja Mukawqis melalui utusan Hatib bin Balta'ah, mengajaknya untuk memeluk Islam. Meskipun Raja Mukawqis menerima surat dengan baik, ia menolak ajakan Rasulullah.
BACA JUGA:Bukan Arkeolog! Orang Pertama yang Menemukan Istana Dalam Hutan Jati Lamongan, Ini Ceritanya Namun, Raja Mukawqis memberikan banyak hadiah kepada Rasulullah, termasuk tiga hamba sahaya Mariah, saudara perempuannya Shirin, dan seorang pria bernama Maburi. Di tengah perjalanan mereka menuju Madinah, ketiga budak tersebut merasa sedih meninggalkan kampung halaman mereka di Mesir. Khatib, utusan Rasulullah, menghibur mereka dengan menceritakan tentang keindahan agama Islam, dan akhirnya mereka menerima Islam dengan ikhlas. Setibanya di Madinah, Rasulullah memutuskan untuk mengambil Mariah sebagai budaknya.
BACA JUGA:Bukan Arkeolog! Orang Pertama yang Menemukan Istana Dalam Hutan Jati Lamongan, Ini Ceritanya Dia menikahi Mariah Al-Qibtiyah, yang menjadi satu-satunya istri Rasulullah yang berasal dari Mesir. Meskipun Mariah adalah bekas budak, Rasulullah memperlakukan dia dengan penuh kasih sayang dan tidak membedakan antara Mariah dengan istri-istrinya yang lain. Mariah Al-Qibtiyah memiliki kecantikan yang menonjol, dengan kulit putih dan berpengetahuan luas. Dia menjadi ibu bagi anak-anak Rasulullah yang masih hidup, setelah putra-putranya dari Khadijah wafat.
BACA JUGA:Tabu! Prosesi Perkawinan Suku Ini Tak Lazim dan Terbilang Aneh juga Nyeleneh, Netijen Enaknya dari Mana? Namun, cobaan datang saat anak laki-lakinya, Ibrahim, meninggal dunia pada usia yang sangat muda. Meskipun sedih, Rasulullah menunjukkan kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi cobaan ini. Mariah Al-Qibtiyah hidup sendiri setelah kematian Rasulullah. Dia menghabiskan sisa hidupnya dengan beribadah dan merenungkan ajaran Islam.
BACA JUGA:Bikin Speechless! Ternyata Indonesia Jadi Salah Satu Tempat Penemuan Sejarah yang Menggemparkan Dunia Loh Mariah akhirnya wafat lima tahun setelah kematian Rasulullah, pada bulan Muharram tahun ke-46 Hijriyah. Kisah Mariah Al-Qibtiyah mengajarkan kita tentang pentingnya memperlakukan setiap individu dengan martabat dan hormat, tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Islam mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan mengangkat derajat budak serta menyadarkan kita akan pentingnya kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi cobaan hidup.
BACA JUGA:Kok Bisa Pencari Rumput Temukan Istana Kuno di Dalam Hutan, Begini Ceritanya! Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan keikhlasan. (*)