PAGARALAMPOS.COM - Selain menggeber program Next Generation Interceptor (NGI), yakni sistem pertahanan udara untuk menghadapi serangan rudal balistik antarbenua – intercontinental ballistic missile (ICBM).
Amerika Serikat kini juga tengah mengembangkan sistem radar mobile generasi terbaru yang mampu mendeksi jenis ancaman baru di masa depan.
Termasuk dalam hal ini adalah rudal balistik yang melesat dengan kecepatan hipersonik.
Digarap oleh Raytheon, sistem radar yang dimaksud adalah Lower Tier Air and Missile Defense Sensor (LTAMDS).
BACA JUGA:Pangdam Jaya Terima Kunjungan Atase Angkatan Darat Republik Singapura
Sistem radar yang juga disebut GhostEye ini dirancang untuk kebutuhan Angkatan Darat AS (US Army).
Foto : Radar ghosteye US Army.-AS Gelar “GhostEye” Di Guam, Radar Pendeteksi Serangan Rudal Balistik Hipersonik-Indomiliter.com
Bukan sekedar mampu mendeteksi rudal hipersonik, dalam rilisnya Raytheon menyebut bahwa GhostEye mampu mendeteksi sasaran yang terbang dengan kecepatan 1,6 km per detik.
Lantaran dirancang untuk menghadapi sasaran yang bergerak dengan kecepatan fantastis.
Maka LTAMDS mengadopsi tiga larik antena – larik utama di depan, dan dua larik sekunder di belakang.
BACA JUGA:Responsif dan Inovatif Layani Aduan Masyarakat, Propam Polri Diganjar Penghargaan Presisi Award
Desain radar untuk mendeteksi rudal hipersonik ini tak lagi menggunakan model antena putar (rotating antenna), melainkan menggunakan jenis antena dengan sudut tetap.
Ketiga antena larik pada LTAMDS bekerja sama, mendeteksi dan melibatkan banyak ancaman dari segala arah (360 derajat) pada saat yang bersamaan.
Susunan utama kira-kira berukuran sama dengan susunan untuk Patriot Air and Missile Defense System.
Tetapi memiliki kekuatan lebih dari dua kali lipat. Radar ini dirancang untuk US Army Integrated Air and Missile Defense system.