PAGARALAMPOS.COM – Namun sayangnya, kondisi Nanjing yang kala itu sangat mencekam.
Karena saat itu berada di bawah pendudukan pasukan kekaisaran Jepang, membuat John harus ekstra waspada, bahkan sebelum sampai di gereja tujuannya sekalipun.
BACA JUGA:Mau Tau Sejarah Kerajaan Kuno Yang Istananya di Hutan Jati Lamongan? Simak Penjelasannya Disini!
Bahkan, di sepanjang perjalanan, John menyaksikan berbagai kekejaman yang dilakukan oleh para tentara Jepang terhadap warga setempat.
Nah, ketika tentara kekaisaran Jepang sedang menyerbu itulah, seorang siswi putus sekolah melarikan diri dan mencari tempat perlindungan di biara mereka di katedral Katolik Roma yang dikelola oleh pihak Barat.
BACA JUGA:Hanya di Indonesia, Tradisi Suku Ritualnya Kayak Beginian
Setelah melalui berbagai rintangan, John pada akhirnya tiba di gereja tempatnya ditugaskan.
John kemudian bertemu George, seorang anak yatim piatu yang dibesarkan oleh pendeta yang telah meninggal dan mengajar bahasa Inggris di sana.
Tak berselang lama, sekelompok pelacur flamboyan tiba di katedral. Mereka juga mencari perlindungan dengan bersembunyi di ruang bawah tanah.
Selesai melakukan prosesi pemakaman, John menyadari bahwa dirinya adalah satu-satunya laki-laki dewasa di antara orang-orang yang berada di sana.
Dirinya menyadari bahwa; selain berisikan siswa-siswi biara, gereja tersebut juga dijadikan tempat berlindung oleh sekelompok wanita tuna Susila dari rumah bordil terdekat.
BACA JUGA:WOW! Inilah Tradisi Suku Pernikahan di Indonesia yang Bikin Aneh!
Sebagai satu-satunya lelaki dewasa, hati kecil John pun pada akhirnya tergerak untuk melindungi mereka.
Dan, perjuangan mereka untuk tetap survive terhadap ancaman bala tentara Jepang pun dimulai.