PAGARALAMPOS.COM - Kejutkan Dunia! Ditemukan Reaktor Kuno di Gunung Padang, Pradaban Seperti Apakah Zaman Dulu? Pasalnya, seperti hal yang sangat mustahil saja jika di gunung padang tersebut ada alat canggih seperti reaktor alam kuno tersebut. Namun, penemuan tersebut benar adanya, karena bukan hanya sebatas kabar burung dari mulut ke mulut saja, tetapi ini hasil dari penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog. Mau tau seperti apa reaktor alam kuno yang berhasil ditemukan di gunung padang ini? yuk simak penjelasan lengkapnya dalam artikel dibawah ini.
BACA JUGA:Buset! Tradisi Ritual Dari 5 Suku Indonesia Ini Sungguh Tak Masuk Akal! Ini Tradisinya Sebuah situs megalitikum yang terletak di sekitar Cianjur, Jawa Barat, Indonesia ini bhernama Gunung Padang. Situs Gunung Padang ini telah menjadi pusat perhatian dalam penelitian arkeologi dan geologi dari dalam dan luar negeri. Lokasi ini menawarkan artefak kuno, benda-benda kuno dan tehnologi kuno Serta struktur Bangunan yang menarik. Temuan ini telah memicu perdebatan yang luas dari kalangan ahli.
BACA JUGA:Waduh Jokowi Bakalan Turun Jabatan, Bagaimana Kabar Proyek Tol Trans Sumatera yang Tersisa? Simak Disini! Situs Gunung Padang tidak hanya menyimpan cerita peradaban megalitikum. Namun, dibalik itu ada informasi lebih menarik lagi. Coba tebak, apakah itu? Ada logam mulia emas terkubur dibawah bangunan situs warisan dunia ini. Lebih mencengangkan lagi, terdapat reaktor pembangkit listrik kuno, miripkah dengan reaktor nuklir alam di benua Afrika, tepatnya d Gabon? Percaya atau tidak, yuk simak lebih dalam. Situs megalitikum yang terletak di sekitar Cianjur, Jawa Barat, memang telah menjadi pusat perhatian dalam penelitian arkeologi dan geologi.
BACA JUGA:Temuan Reaktor Kuno di Gunung Padang, Diduga Mirip di Afrika, Analisa Peneliti Seperti Ini Geolog dari Badan Geologi Bandung, Sutikno Bronto mengatakan, Gunung Padang, Cianjur, merupakan bekas gunung api purba. Secara teori, pusat vulkanik gunung api biasanya mengandung emas dari magma yang keluar ke permukaan bumi. Selain potensi kandungan emas, Situs Gunung Padang banyak ditemukan benda peninggalan peradaban purba. Seperti Kujang Gunung Padang, adalah sebuah benda yang memiliki bentuk mirip senjata.
BACA JUGA:Wako Jalin MOU Bersama Kantor Imigrasi Muara Enim, Mudahkan Masyarakat dan Dekatkan Layanan Pembuatan Paspor Dengan bagian pegangan seperti pinggang dan bagian bilah yang bifasial, artinya kedua sisinya memiliki ketajaman yang sama. Diketaui benda ini terbuat dari batu dan ditemukan di lokasi yang diyakini telah dihuni sejak minimal 5200 SM. Artefak satu ini menarik perhatian peneliti, terutama karena kemiripannya dengan senjata suku Sunda tradisional, kujang. Erick Rizky, seorang peneliti di Gunung Padang, dan DR Ali Akbar, seorang arkeolog dari Universitas Indonesia, awalnya menyebut benda ini sebagai Kujang Gunung Padang.
BACA JUGA:Misteri Pulau Oseania, Tradisi Kanibalisme, dan Penyakit Kuru Suku Fore Namun, pendapat ini tidak diterima secara universal oleh ahli arkeologi dan geologi di luar tim tersebut. Tim Terpadu Riset Mandiri, yang melakukan penelitian di Gunung Padang, mengajukan dugaan dugaan bahwa situs ini dibangun oleh leluhur bangsa ini sejak 11.000 tahun lalu, pada zaman dahulu. Pernyataan ini mendapat dukungan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang menyatakan bahwa Gunung Padang muncul ribuan tahun sebelum Masehi. Juga memiliki nilai sejarah yang lebih besar daripada Candi Borobudur.
BACA JUGA:Bikin Nagih! Ternyata Ini Sejarah 5 Tradisi Suku Indonesia Pada Malam Pertama Beberapa temuan lainnya di situs Gunung Padang juga telah menimbulkan kebakaran. Misalnya, ditemukan dua pintu tersembunyi yang menguatkan dugaan bahwa situs ini memiliki usia ribuan tahun. Selain itu, terdapat desas-desus mengenai adanya logam mulia seberat tiga ton, lapisan pasir ayak peredam gempa, tulisan kuno, semen purba. Dan bahkan reaktor pembangkit tenaga hidro-elektrik yang berusia 13.000 hingga 23.000 tahun sebelum Masehi. Reaktor kunokah?
BACA JUGA:Bikin Nagih! Ternyata Ini Sejarah 5 Tradisi Suku Indonesia Pada Malam Pertama Analisa tersebut juga mirip dengan temuan reaktor alam yang berusia sangat kuno. Bahkan, penelitian lanjutan yang dilakukan menemukan ada enam belas lokasi yang berfungsi sama seperti reaktor nuklir modern dan reaktor purba itu diperkirakan berumur 2 miliar tahun. Mungkinkah, analisa reaktor hydro elektik di Situs Gunung Padang ini salahsatunya? Reaktor nuklir alam merupakan salah satu penemuan dalam bidang geologi yang ditemukan pada tahun 1972.
BACA JUGA:Bikin Nagih! Ternyata Ini Sejarah 5 Tradisi Suku Indonesia Pada Malam Pertama Saat itu, di fasilitas pengolahan bahan bakar nuklir Pierrelatte, Ilmuwan Prancis bernama Bougzigues sedang bekerja melakukan analisis rutin terhadap uranium yang telah diekstrak dari biji uranium. Kemudian ia menyadari sesuatu yang aneh dari biji uranium yang ditelitinya. Badan tenaga atom Prancis segera bergerak untuk menyelidiki penyebabnya. Sampel itu dilacak hingga ke sebuah pertambangan di Oklo, Gabon, Afrika. Para ilmuwan bergegas ke Oklo. Badan tenaga atom Prancis berusaha mencari fungsinya. Kemudian mereka mendapatkan jawabannya dari sebuah tulisan tahun 1956 yang dibuat oleh Paul Kazuo Kuroda, seorang ahli kimia dari Universitas Arkansas.
BACA JUGA:Aneh Tapi Nyata! Benarkah Raksasa Kaum Ad yang Membangun Piramida? Ini Penjelasanya Hipotesa Kuroda mengatakan, apabila jumlah U235 cukup banyak dan ada moderator neutron seperti aliran air tanah, maka reaktor nuklir alam bisa terjadi. Kondisi pertambangan Oklo menyerupai apa yang diprediksi Kuroda. Oklo adalah satu-satunya lokasi yang diketahui merupakan reaktor nuklir alam di seluruh dunia. Dan terdiri dari 16 situs yang pernah mengalami reaksi fisi nuklir "dengan sendirinya" kira-kira 1,7 milyar tahun lalu, dan berjalan selama beberapa ratus ribu tahun, dengan rata-rata 100 kW tenaga termal selama waktu itu.
BACA JUGA:Buset! Tradisi Ritual Dari 5 Suku Indonesia Ini Sungguh Tak Masuk Akal! Ini Tradisinya Untuk diketahui, reaktor ini bisa difungsikan atau digunakan untuk menghasilkan daya listrik. Biasa disebut dengan pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN. Pada reaktor daya yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar turbin. Tim peneliti yakin bahwa di masa lalu ada sebuah bangunan yang sengaja ditimbun dengan cara mendirikan bangunan lain di atasnya, yang kemudian menjadi bangunan berundak Gunung Padang.
BACA JUGA:Wako Jalin MOU Bersama Kantor Imigrasi Muara Enim, Mudahkan Masyarakat dan Dekatkan Layanan Pembuatan Paspor Jika dugaan ini terbukti benar, maka itu akan mengubah pemahaman kita tentang sejarah dunia dan peradaban. Pada tahun 2014, Tim Nasional Penelitian Gunung Padang yang didukung oleh Tentara Nasional Indonesia melakukan penelitian lapangan di situs ini. Mereka menemukan pecahan tembikar, logam seperti koin dan pisau, serta batu yang memiliki bentuk mirip kujang. DR Ali Akbar berpendapat bahwa batu tersebut merupakan artefak buatan manusia zaman lampau. Permukaan batu dipangkas dan digosok hingga halus, sesuai dengan teknik pembuatan yang dikenal oleh masyarakat prasejarah.
BACA JUGA:Benarkah di Gunung Padang Ditemukan Reaktor Alam Kuno? Yuk Simak Ini Penjelasanya Tim ini percaya bahwa batu tersebut adalah artefak yang ditinggalkan oleh leluhur pendiri Gunung Padang. Namun, Lutfi Yondri, seorang ahli arkeologi dari Balai Arkeologi Bandung, memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, batu yang ditemukan oleh Tim Nasional tersebut bukanlah artefak. Pendapatnya didasarkan pada perbandingan dengan hasil penelitian ahli di berbagai belahan dunia. Menurutnya, bangsa kita di masa lalu memang mengalami kejayaan sesuai dengan zaman dan masa budayanya.
BACA JUGA:Berkomitmen Kuat Meningkatkan Kulitas Pendidikan, Wako Sambut Hangat Audiensi ASPA Pagar Alam Tetapi posisi tentang peradaban Gunung Padang yang jauh lebih tua dari peradaban lain di dunia perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Selain itu, Sujatmiko, seorang ahli geologi, juga memesona temuan ini. Dia menyatakan bahwa pendapat tentang batu tersebut mengandung serat kawat tidak masuk akal. Menurutnya, batu tiang Gunung Padang terbuat dari basaltis yang secara teoritis mengandung unsur besi dan magnesium dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, bintik-bintik oksida besi yang terlihat di permukaan batu tersebut bukanlah hal yang aneh.
BACA JUGA:Pahami Peran PKK serta Dukung Penuh Program Pemkot, Mbak Reni Beri Pembinaan Kader TP-PKK Pagar Alam Utara Baginya, hipotesis bahwa batu tersebut adalah hasil alami lebih masuk akal daripada artefak buatan manusia. Perdebatan antara ahli arkeologi dan geologi mengenai Kujang Gunung Padang dan peradaban Gunung Padang yang lebih tua masih berlanjut. Untuk mencari jawaban yang lebih pasti, benda tersebut perlu menjalani uji pemindaian di laboratorium. Hasil dari uji pemindaian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul dan signifikansi artefak ini, serta tentang sejarah situs Gunung Padang secara keseluruhan.