Batu Tapak Harimau Bikin Wisatawan KEPOO, Mitos Pertapaan Prabu Siliwangi Yang Menghilang Moksa

Rabu 12-07-2023,21:26 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Gusti


Foto : ilustrasi pertapaan Prabu Siliwangi.-Batu Tapak Harimau Bikin Wisatawan KEPOO, Mitos Pertapaan Prabu Siliwangi Yang Menghilang Moksa -Google.com

Situs Gunung Padang terletak di Desa Karya Mukti, Campaka, Cianjur Selatan, dengan jarak sekitar 33 kilometer dari pusat Kota Cianjur.

BACA JUGA:Bakal jadi Salah Satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, inilah Fakta Menarik Lainnya Tentang Gunung Padang

Akan terlihat saat memasuki lokasi situs, pengunjung wisata akan melewati sederet anak tangga batu sebanyak 378 buah untuk mendekati Gunung Padang.

Secara keseluruhan, Gunung Padang memiliki lima teras yang terlihat dari struktur permukaannya. Setiap teras dilengkapi dengan susunan menhir, yaitu batu tunggal berdiri yang terbuat dari batuan andesit.

Salah satu batu besar yang menarik perhatian pengunjung adalah batu macan. Pada batu tersebut terdapat ukiran yang menyerupai jejak kaki, mirip telapak kaki macan dewasa.

Di dekat batu tersebut terdapat tulisan "Batu Tapak Maung" yang berarti telapak kaki harimau atau macan dalam bahasa sunda.

Di dekat batu tersebut terdapat tulisan "Batu Tapak Maung" yang berarti telapak kaki harimau atau macan dalam bahasa sunda.

BACA JUGA:Inilah Alasan Dibalik Kehebohan Dunia Terhadap Wisata Gunung Padang yang Menarik Para Arkeolog, Simak!

Sejak ditemukan pertama kali oleh NJ Krom pada tahun 1914, Gunung Padang telah dianggap sebagai situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara.

Bahkan, berdasarkan penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan American Geophysical Union 2018, Gunung Padang dianggap sebagai bangunan bersejarah tertua di dunia.

Bagi para pengunjung yang beruntung, mereka dapat menginjakkan kaki dan menyaksikan secara langsung keajaiban Gunung Padang dari dekat.


Foto : ilustrasi pertapaan Prabu Siliwangi.-Batu Tapak Harimau Bikin Wisatawan KEPOO, Mitos Pertapaan Prabu Siliwangi Yang Menghilang Moksa -Google.com

Pengalaman tersebut tentunya menggugah rasa ingin tahu dan kekaguman terhadap warisan sejarah yang luar biasa ini. 

Dalam konteks kebudayaan megalitikum, Robert von Heine-Geldern, seorang etnograf, sejarawan, dan arkeolog asal Austria, mengungkapkan bahwa ada dua gelombang kebudayaan megalitikum yang mempengaruhi Indonesia.

BACA JUGA:Mendunia, Meski Mengundang Kontroversi Temuan Di Gunung Padang Banggakan Indonesia

Kategori :