PAGARALAMPOS.COM - Sebagai kontras, perempuan memiliki kebebasan untuk tidur dengan banyak pria secara berganti-ganti tanpa harus adanya ikatan pernikahan.
Tradisi "Walking Marriage" yang unik di suku Mosuo memungkinkan perempuan untuk memilih dan mengganti pasangan seksual tanpa perlu adanya pernikahan resmi.
Pria yang tertarik pada seorang wanita harus memasuki rumahnya melalui jendela atau pintu belakang, dan jika wanita tersebut menerima, mereka akan melanjutkan hubungan tanpa status pernikahan. Pernikahan dan ikatan resmi tidak ada dalam budaya Mosuo ini.
Meskipun pemerintah telah mendorong perubahan kebiasaan suku Mosuo sejak tahun 1970, tradisi mereka masih tetap bertahan hingga saat ini.
BACA JUGA:Selain Kampung Janda, Ternyata juga Ada Kampung Nikah Siri di Bogor
Kehidupan sosial yang unik ini diduga berasal dari pilu masa lalu para wanita Mosuo, di mana suami mereka sering meninggalkan untuk melakukan perjalanan jauh dan tidak kembali.
Karena itu, wanita-wanita Mosuo memilih untuk tidak terikat dalam ikatan resmi dengan pria dan mempertahankan kebebasan seksual mereka.
Suku Mosuo, juga dikenal sebagai Suku Na, memiliki budaya yang unik dan membedakannya dari kebanyakan suku dan negara lain di dunia.
Matriarki menjadi landasan dalam kehidupan mereka, di mana perempuan menduduki kedudukan yang lebih tinggi daripada laki-laki.
BACA JUGA:Legenda Sejarah Penemuan Benda Purba yang Bikin Takjub, Ternyata Salah Satunya Ada di Indonesia
Mereka memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan dan kontrol terhadap harta benda serta warisan.
Sebagai hasilnya, pria dalam suku ini tidak dianggap memiliki hak atas anak-anak mereka maupun properti.
Meskipun peran laki-laki dalam kehidupan sehari-hari terbatas, mereka tetap memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan seperti menumbuk padi, memancing, dan melakukan tugas-tugas kasar lainnya.
Tradisi "Walking Marriage" di suku Mosuo adalah salah satu aspek yang paling menonjol. Konsep ini mengizinkan perempuan untuk memilih pasangan seksual dan mengganti pasangan secara bebas tanpa adanya ikatan pernikahan formal.
BACA JUGA:Temukan Logam Mulia Seberat 3 Ton di Gunung Padang, Para Arkeolog Teliti Penemuan Tersebut Peninggalan Siapa?Setelah mencapai usia dewasa, seorang wanita Mosuo memiliki kebebasan untuk "mengundang" pria mana pun yang ia pilih untuk bersetubuh.