Tak Disangka! Suku di Sumatera Selatan Memiliki Keturunan Tionghoa, Berikut 4 Nama Sukunya

Selasa 23-07-2024,15:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Provinsi Sumatera Selatan memiliki sejarah dan keberagaman budaya yang sangat menarik.

Salah satu suku yang mencolok adalah suku Palembang, yang merupakan hasil perpaduan beberapa suku seperti Arab, Cina, Jawa, dan lainnya.

Kedatangan orang-orang Tionghoa di Palembang, yang menetap di sepanjang Sungai Musi, mengakibatkan terjadinya perkawinan campuran antara penduduk lokal dan orang-orang Tionghoa.

Hal ini menjadikan suku Palembang didominasi oleh keturunan Tionghoa, menambah kekayaan budaya dan sejarah provinsi Sumatera Selatan.

Sumatera Selatan dikenal dengan keanekaragaman budaya, bahasa, etnis, dan suku. Dengan populasi mencapai 8.551.000 jiwa pada tahun 2021, daerah ini dihuni oleh berbagai suku seperti Suku Melayu Palembang, Komering, Semendo, Empat Lawang, Musi, Banyuasin, serta suku-suku dari luar Sumatera Selatan seperti Jawa, Sunda, Tionghoa, dan Minangkabau. 

1. Suku Komering

Suku Komering merupakan salah satu suku atau wilayah budaya di Sumatera Selatan, yang berada di sepanjang aliran Sungai Komering.

Karakter suku ini adalah penjelajah, sehingga penyebarannya cukup luas hingga ke Lampung. Suku Komering terbagi menjadi dua kelompok besar: Komering Ilir dan Komering Ulu. Mereka memiliki berbagai marga, seperti Paku Sengkunyit, Sosoh Buay Rayap, Buay Pemuka Peliyung, Buay Madang, dan Semendawai.

Wilayah budaya Komering adalah yang paling luas dibandingkan dengan suku-suku lain di Sumatera Selatan, dan masyarakatnya dikenal memiliki temperamen yang tinggi dan keras.

Menurut cerita rakyat, suku Komering dan suku Batak di Sumatera Utara masih bersaudara, berasal dari kakak beradik yang datang dari negeri seberang.

2. Suku Palembang

Suku Palembang memenuhi 40-50 persen daerah kota Palembang dan dibagi dalam dua kelompok: Wong Jeroo, keturunan bangsawan/hartawan, dan Wong Jabo, rakyat biasa.

Suku Palembang merupakan hasil peleburan bangsa Arab, Cina, suku Jawa, dan kelompok lainnya di Indonesia.

Mereka memiliki dua ragam bahasa: Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari, dan masih tinggal di rumah yang didirikan di atas air.

Model arsitektur rumah yang paling khas adalah rumah Limas, yang didirikan di atas panggung di atas air untuk melindungi dari banjir. Di kawasan Sungai Musi sering terlihat orang Palembang menawarkan dagangannya di atas perahu.

Kategori :