--
Menurut Gajah Mada, selama Kebo Iwa masih di Bali, Majapahit akan kesulitan menghadapi Kerajaan Bali Aga secara terbuka.
BACA JUGA:Tak Tertaklukkan Ratusan Tahun! Inilah Kerajaan Yang Tidak Bisa Dikalahkan Oleh Majapahit
Dalam rapat tersebut diaturlah strategi sedemikan rupa untuk menaklukkan Kerajaan Bali Aga.
Raja Majapahit akhirnya memutuskan, sebelum Gajah Mada melakukan penyerangan ke Bali, Kebo Iwa sebagai orang yang kuat dan sakti di Bali harus disingkirkan terlebih dahulu.
Ratu Majapahit Putri Tribhuwana Tunggadewi lalu mengutus Gajah Mada ke Bali untuk membawa surat yang isinya seakan-akan Ratu Majapahit menginginkan persahabatan dengan Raja Bali Aga.
Selain itu, kedatangan Gajah Mada ke Bali merupakan strategi untuk melihat dari dekat kekuatan prajurit Kerajaan Bali Aga. Keberangkatan Gajah Mada ke Bali sengaja dibuat tidak terlihat mencolok.
Dia hanya ditemani beberapa orang penting sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. Gajah Mada bersama rombongan kecilnya berangkat menggunakan perahu layar, naik dari Pelabuhan Pantai Bubat, menyelusuri Pantai Kerajaan Pejarakan.
Terus ke Pelabuhan Purancak sampai ke tepi Pantai Jembrana. Dari sana rombongan Gajah Mada melanjutkan perjalanan hingga tiba di Pantai Gumicik, lalu terus melalui jalan darat.
Saat itu, tersiarlah kabar bahwa ada serombongan penumpang perahu sedang berlabuh di Pantai Gumicik dekat Belahbatuh, Kerajaan Bali Aga.
Mendengar laporan itu, Ki Pasung Grigis sebagai Mangku Bumi Kerajaan Bali Aga yang tinggal di Tengkulak, langsung mempersiapkan diri dan anak buahnya untuk bertempur.
BACA JUGA:Majapahit Gagal Taklukkan Kerajaan Kecil Padjadjaran! Kok Bisa? Begini Faktanya!
Tetapi saat bertemu Gajah Mada dan rombonganya, Gajah Mada malah mengaturkan sembah ampun kepadanya.
“Maafkan atas kedatangan hamba tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Hamba adalah utusan Kerajaan Majapahit bernama Patih Gajah Mada, kedatangan Hamba atas kehendak Ratu Tribhuwana Tunggadewi untuk menyampaikan sepucuk surat kepada Raja Bali Aga,” kata Gajah Mada.
Mendengar penjelasan Patih Gajah Mada, Ki Pasung Grigis meyakini, bahwa kedatangan Gajah Mada ke Bali tidak berniat buruk.