PAGARALAMPOS.COM - Pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit, sering terjadi pemberontakan di istana karena ketidakpuasan para pengikut Raden Wijaya.
Pemberontakan-pemberontakan tersebut akhirnya dapat diatasi oleh Gajah Mada, yang saat itu masih menjabat sebagai anggota pasukan pengawal raja.
Atas jasa-jasanya, Gajah Mada kemudian diangkat sebagai patih pada masa pemerintahan Raja Jayanegara (1309-1328 M).
Setelah Jayanegara wafat, takhta kerajaan jatuh ke tangan Tribhuwana Wijayatunggadewi.
BACA JUGA:Meski Miliki Kekuatan Militer Besar, Ternyata Majapahit Pernah Gagal Menguasai Kerajaan Kecil Ini!
Saat Tribhuwana Wijayatunggadewi berkuasa, Gajah Mada berhasil memadamkan pemberontakan Sadeng dan Keta.
Oleh karena itu, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih. Saat pelantikannya menjadi Mahapatih itulah, Gajah Mada bersumpah untuk menyatukan nusantara, yang kemudian dikenal dengan sebutan Sumpah Palapa.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit
--
Ketika Gajah Mada mengucapkan sumpahnya, banyak yang meremehkan dan menertawakan cita-citanya untuk menyatukan nusantara.
Namun, Gajah Mada benar-benar menunjukkan bahwa dirinya mampu membuktikan sumpahnya.
BACA JUGA:5 Fakta Menarik Gunung Padang, Diantaranya Menjadi Situs Megalith Terbesar di Dunia!
Pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi, Gajah Mada mulai memperluas wilayah kekuasaan Majapahit dengan menaklukkan Bali dan beberapa kerajaan di nusantara.
Setelah itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit semakin luas. Hal ini dapat diketahui dari buku yang ditulis oleh seorang pedagang bernama Wang Tayuan dari Tiongkok, yang mengatakan bahwa wilayah taklukkan Majapahit meliputi Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Indonesia timur.
Setelah Tribhuwana Wijayatunggadewi mengundurkan diri, takhta Kerajaan Majapahit dilanjutkan oleh Hayam Wuruk dengan Gajah Mada tetap menjadi mahapatihnya.