Hanya Orang Pilihan! Inilah Pendaki yang Menemukan Apel di Puncak Gunung Lawu

Jumat 02-06-2023,20:00 WIB
Reporter : Sandi
Editor : Sandi

PAGARALAMPOS.COM - Mendaki gunung terus menjadi salah satu hobi paling populer di kalangan anak muda. Mereka biasanya menghabiskan liburan sekolah atau kerja mendaki gunung ini. Sebagian orang beranggapan bahwa banyak orang yang menyukai mendaki gunung karena konon dapat memberikan rasa khusus menyatu dengan alam.

Bagi sebagian orang, hiking juga merupakan cara yang bagus untuk menjernihkan pikiran. Karena semua pikiran diarahkan ke puncak gunung. Jadi, entah bagaimana, tidak akan ada pikiran negatif dan kekhawatiran lain tentang hidup. Oleh karena itu, pikiran Anda bisa lebih segar saat mendaki maupun saat pulang.

Salah satu gunung yang sering dijadikan tujuan pendakian adalah Gunung Lawu. Bagi para pecinta alam, gunung ini dianggap sebagai tujuan pendakian yang agak sulit, karena tingginya 3265 mdpl, sehingga penaklukannya sedikit menguras tenaga, atau dalam bahasa pendaki gunung disebut “memuaskan”.

Salah satu film dokumenter tentang pendakian Gunung Lawu bisa dilihat dalam video singkat yang baru-baru ini dipublikasikan di akun @jejakpendaki. Namun, video tersebut tidak menunjukkan momen dia memanjat karena pemanjat yang merekam video tersebut justru mengabadikan momen dia berhasil menemukan apel dari pohon.

BACA JUGA:Penuh Misteri, Inilah Legenda Gunung Salak yang Miliki Nilai Spiritual

Ketika pendaki melihat apel segar, dia memungutnya dan memberikannya kepada sesama pendaki. Dalam video tersebut, dia menyebut hanya orang-orang tertentu, termasuk dirinya, yang bisa mendapatkan apel dari puncak Gunung Lawu. Bahkan di kolom caption, unggahan video itu menuliskannya.

"Konon hanya pendaki terpilih yang bisa menemukan pohon apel ini di puncak Gunung Lawu," tulis pengunggah video tersebut. Informasi yang tertulis di caption pun langsung mendapat tanggapan dari banyak netizen. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

"Bener banget min, cuma pendaki terpilih yang bawa apel kesana," jawab @ryanharyanto1933 di kolom komentar. Dengan nada "sindir" yang sama, seorang netizen dengan nama akun @rp.hervian juga berkomentar: "Iya kak, kemarin saya makan mie instan dari pohon tanpa apel", tulisnya di kolom komentar/

"Ini seperti memetik apel dari rumah dan kemudian menanamnya di pohon, seperti memetik apel... Apakah itu masuk akal? Menurut bentuk pohon dan daunnya, Anda tidak dapat menggambarkannya sebagai pohon apel ... Dan itu benar-benar tidak mungkin kecuali apel sebesar itu dipetik oleh orang lain saat memanjat ... Ayo sematkan saya , beri komentar saya,” jelas @real_bangkhan yang menilai apakah apel belum dipetik dari pohonnya, seperti diungkap pembuat video.

BACA JUGA:Penuh Misteri, Inilah Legenda Gunung Salak yang Miliki Nilai Spiritual

"Awalnya percaya lagi" kata @megalestari2103 yang tertipu dengan video tersebut. @fije.abang pun merasa dikhianati dengan pernyataan si pembuat video: "Baru lihat pohon itu lagi, ternyata dia bawa dari pasar apel" tulisnya. Jika diperhatikan dengan seksama, apel tersebut belum dipetik dari pohonnya, karena memang bukan seperti itu bentuk pohon apel yang sebenarnya. Dalam video tersebut, pohon tempat apel panjat ditempatkan adalah pohon bernyanyi.

"Itu tanaman Cantigi (endemik Jawa) buahnya ungu bisa di Gunung Gede, Papandayan, Merbabu dan Buthak Naber alami, tapi makan 3-5 kalau bijinya hilang," kata @ginting_gunner . berbagi pengalamannya tentang keindahan buah.

Sedikit melenceng dari topik, tapi netizen yang penasaran terus bertanya tentang menanam pohon saat mendaki. “Misalnya pemanjat membawa tanaman berbuah, apakah bisa ditanam di atas?” Apakah akan berguna untuk tahun-tahun mendatang?” tanya @wanitateduhhhh di kolom komentar.

Komentar tersebut langsung dibalas oleh netizen lainnya dengan nama akun @ari_restoe. Dikatakannya bahwa “kawasan lindung (TN, CA, TWA, dll) dilarang untuk mengintroduksi atau memasukan spesies hewan atau tumbuhan yang secara historis tidak pernah ada (non endemik) di kawasan tersebut. Kalaupun ada yang akhirnya diperbolehkan, juga di proses penelitian dan pengawasan yang ketat selama beberapa waktu” jawabnya. *

Kategori :