Hal ini diungkapkan oleh Utsumi Aiko dalam Sekidoka no Chosenjin hanran (Pemberontakan Orang Korea di Bawah Garis Khatulistiwa).
BACA JUGA:Manfaat Daun Turi bagi Kesehatan Tubuh: Rahasia Herbal dari Alam Nusantara!
5. Abdullah Sattar
Menurut jurnalis sejarah Muhammad TWH, Sattar melakukan pembelotan dari BIA (British India Army) dengan membawa banyak anak buah dan persenjataan lengkap.
Sattar merupakan lelaki asal India yang bergabung dengan kekuatan pasukan Republik Medan dan dibuatkan kompi tersendiri dalam Batalyon I oleh para petinggi tentara.
Selain menjadi komandan kompi, Sattar juga menjadi komandan Batalyon I Resimen III Divisi X dengan pangkat mayor.
Sattar pernah mengirimkan 17 anggotanya ke palagan Aceh sebagai tenaga bantuan latih dan petempur.
Ketika Muhammad Hatta melalukan kunjungan ke Sumatera awal tahun 1948, pasukan Sattar bertugas untuk mengawal Wakil Presiden RI yang pertama itu saat berkunjung ke Pematang Sattar.
Nah, setelah Hatta selesai berkunjung, pihak militer Belanda datang menyerang. Terjadilah pertempuran hingga para prajurit kehabisan amunisi.
Namun hal itu tidak membuat mereka menyerah, bahkan mereka beradu satu lawan satu melawan prajurit Belanda dan akhirnya banyak sebagian prajurit Sattar tewas.
Mayor Sattar selamat dari peristiwa itu dan pada 27 Desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan, Sattar berhenti menjadi tentara dan berwiraswasta.
Namun, usahanya gagal dan menurut TWH, Sattar terakhir menjadi pentinju profesional dan oleh orang Medan dikenal sebagai Young Sattar.
BACA JUGA:Rahasia Daun Bakung: Tanaman Liar dengan Segudang Manfaat bagi Kesehatan Tubuh!
6. Warner dan Losche
Pejuang asing berikutnya adalah Warner dan Losche, yaitu anggota Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang pada tahun 1945 ditawan oleh tentara Inggris di Jakarta kemudian dibuang ke Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.
Selanjutnya, militer Belanda menangani mereka sebelum diberangkatkan ke Eropa. Para tawanan yang ada di Onrust banyak diperlakukan sangat buruh oleh pihak Belanda.