PAGARALAMPOS.COM - Cerita rakyat dan legenda tentang kisah Si Pahit Lidah sangat terkenal di Sumatera, khususnya di bagian selatan (Sumatera Selatan, Begkulu dan Lampung).
Indonesia, Cerita Rakyat Sumsel Lengkap, Legenda Si Pahit Lidah, Baca Sampai Habis Lur!
Sabtu 12-08-2023,02:53 WIB
Editor : Bodok
Berdasarkan kisah cerita Legenda Si Pahit Lidah, terdapat dua pola cerita yang membedakan kisah legenda menjadi dua versi. BACA JUGA:Hanya di Indonesia, Tradisi Suku Ritualnya Kayak Beginian Kisah legenda Si Pahit Lidah yang pertama memiliki kisah dengan jalan cerita mengambarkan kehidupan Si Pahit Lidah bersama istrinya dan adik iparnya yang bernama Aria Tebing. Dalam kisah versi ini, oposisi tokoh Serunting Sakti dengan Aria Tebing menjadi bumbu perselisihan dalam hubungan antara kedua tokoh dalam cerita ini. Muara dari perserteruan dua tokoh ini menjadi penyebab Serunting Sakti mengasingkan dirinya dari kehidupan sosial hingga akhirnya mendapatkan kesaktian. Setelah keluar dari pengasingannya dan kembali ke dalam kehidupan masyarakat. BACA JUGA:Berhasil Temukan Istana Dalam Hutan Seluas 5 Hektar, Ternyata Situs Artefak Kerajaan Kuno Raja Airlangga! Kesaktian Serunting Sakti memiliki dampak positif dan negatif. Dampak buruk dari saktinya lidah Serunting Sakti. Setiap perkataannya yang mengucapkan sumpah terhadap orang, hewan dan benda, berubah menjadi batu. Dampak positif dari kesaktian Serunting Sakti adalah membantu sepasang suami istri yang tidak memiliki keturunan hingga akhirnya memiliki keturunan yang berasal dari sehelai rambut mereka. Dan merubah daerah yang gersang dan tandus menjadi hutan belantara yang lebat. BACA JUGA:Benarkah Airlangga Adalah Raja Dari Kerajaan Kuno Yang Ditemukan Dalam Hutan Jawa Timur Ini! Begini Ulasannya
Kisah Si Pahit Lidah yang kedua memiliki kisah dengan jalan cerita tentang pertempuran Si Pahit Lidah dengan Si Mata Empat. Dalam kisah ini hanya menceritakan tentang adu kesaktian antara Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Si Pahit Lidah meninggal akibat tipu muslihat Si Mata Empat. Demikian juga Si Mata Empat, menemui ajalnya akibat keracunan lidahnya Si Pahit Lidah.
Secara umum, demikianlah pola cerita dan legenda Si Pahit Lidah yang beredar di kalangan masyarakat. BACA JUGA:WOW! Inilah Tradisi Suku Pernikahan di Indonesia yang Bikin Aneh! Di luar cerita dan legenda Si Pahit Lidah yang tersebar luas tersebut. Di kalangan masyarakat yang ada di daerah Besemah, ternyata memiliki versi cerita sendiri tentang kisah Si Pahit Lidah. Beberapa kisah yang dituturkan memiliki orientasi cerita yang dipengaruhi oleh latar tinggalan megalitik yang ada di daerah mereka. Seperti penuturan cerita Si Pahit Lidah yang disampaikan oleh Pak Idriansyah dari Desa Tanjung Telang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. BACA JUGA:WOW! Ternyata Ini Peradaban Atlantis yang Selama Ini Diperdebatkan! Di Desa Tanjung Telang sendiri terdapat sebuah situs megalitik yang berada di lingkungan sekolah SMP Merapi Barat, Kabupaten Lahat.
Menurut penuturan Pak Idriansyah, cerita dari orang tua tentang arca di Tanjung Telang. Nama arca itu dikenal sebagai Batu Puteri, kalau istilah kami sehari-hari “Batu Beteri”. Batu Puteri ini merupakan adik dari Si Pahit Lidah. Pada waktu dahulu, kebiasaan masyarakat menjemur padi di daerah ini dilakukan di pinggir kampung. Tidak boleh menjemur padi dilakukan ditengah-tengah kampung. Daerah kita berada di dataran yang tinggi, antara kampung dengan tempat menjemur padi dipisahkan oleh sungai.
BACA JUGA:Mengagumkan! Indonesia Miliki desa Wisata yang Bikin indonesia bangga, Apa Saja? Pada saat si Puteri ini sedang menjemur padi, Si Pahit Lidah sedang berada di rumah.
Karena Si Putri telah begitu lama pergi menjemur padi dan hari pun telah menjelang magrib. Si Pahit Lidah tanpa ia sadari telah berucap, “kemanalah adikku ini, apa sudah menjadi batu”. Di luar sepengetahuan Si Pahit Lidah. Apa yang telah diucapkannya telah menjadi nyata, dimana sang adik telah beerupah menjadi batu.
BACA JUGA:Bikin Ga Nikmat, Inilah tradisi Aneh Pernikahan di Suku Indonesia, Cek ada Ga Suku kalian! Setelah lama menunggu adiknya yang belum juga pulang ke rumah. Tanpa berpikir panjang Si Pahit Lidah keluar rumah dan menuju lokasi adiknya menjemur padi. Setelah sampai di lokasi yang dimaksud, Si Pahit Lidah memangil-mangil sang adik tetapi tiada sahutan jawaban. Setelah berusaha mencari, Si Pahit Lidah pun menemukan sang Adik yang telah berubah menjadi batu.
Kategori :