Karya Novel Pemenang Hadiah Pulitzer untuk Fiksi Tahun 2015 (03)

Minggu 21-05-2023,21:34 WIB
Reporter : BV
Editor : BV

BACA JUGA:Perspektif Pembangunan Sentra Budaya dan Seni Pagaralam

Novel ini diterbitkan pada tahun 2014. Novel keduanya ini berhasil menerima pujian kritis yang signifikan dan menjadi finalis Penghargaan Buku Nasional untuk kategori Fiksi.

Buku itu juga berhasil menjadi buku terlaris versi New York Times, dan disebut oleh surat kabar sebagai buku populer tahun 2014.

Plus: Sebagai salahsatu novel paling laris di dunia, novel All the Light We Cannot See ini memiliki sejumlah kelebihan.

Anthony Doerr dinilai sangat baik dalam menggambarkan kondisi latar waktu Perang Dunia Kedua.

BACA JUGA:Akulturasi Budaya Islam dan Besemah: Saling Melengkapi, Saling Mewarnai

Ia mampu menggambarkan latar suasana di saat masyarakat takut untuk keluar rumah, karena banyak bom yang dijatuhkan di luar rumah, kekurangan makanan, dan lain sebagainya. 

Gaya bercerita Anthony dinilai sangat detail hingga membuat pembaca dapat merasakan suasana menegangkan tersebut. 

Selain penggambaran latarnya yang sangat detail dan kaya, Anthony Doerr juga dinilai sangat baik dalam menggambarkan emosi para karakternya. 

Seperti, bagaimana perasaan Marie-Laure yang ketakutan akibat ditinggal oleh sang ayah, perasaan Werner yang berada di antara orang-orang yang jahat, dan sebagainya. 

BACA JUGA:Bingkai Budaya, Mengenal Kekayaan 14 Sastra Besemah Lama Warisan Leluhur

Anthony Doerr banyak menggunakan kalimat-kalimat yang pendek, tetapi pesannya bisa sampai kepada pembaca. 

Secara keseluruhan, novel All the Light We Cannot See ini bukan hanya sekadar kisah fiksi yang bertemakan sejarah. 

Ini adalah kisah tidak romantis yang romantis dan menyentuh. 

Novel ini sangat direkomendasikan bagi anda yang ingin membaca buku yang alurnya santai, dan ingin membaca kisah yang bisa dinikmati setiap kalimatnya. 

BACA JUGA:Kering Tanpa Budaya? Ini Budaya Pagaralam

Kategori :