3. Sistem Kemasyarakatan
Suku Besemah tidak jauh berbeda dengan sistem kemasyarakatan kelompok suku yang ada di Bengkulu, mereka mengenal kemargaan yang dipimpin oleh seorang pasirah.
Orang Besemah umumnya adalah pemeluk agama Islam. Walapun begitu, masih ada kepercayaan nenek moyang yang masih melekat dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Kok Bisa? Pempek Palembang Jadi Makanan Favorit Orang Luar Negeri, Yuk Simak Ini Penjelasanya
Selain masih memercayai makhluk halus dan kekuatan ghaib, Suku Besemah juga masih melestarikan beberapa rangkaian upacara adat yang dihubungkan dengan kepercayaan tersebut.
4. Tradisi Suku Besemah
Suku Besemah yang tinggal dikawasan Gunung Patah di wilayah Sumatera Selatan, juga memiliki dua tradisi yakni matrilineal dan patrilineal.
Tradisi matrilineal berlaku pada marga semende daghat (darat).
Meskipun memiliki dua tradisi, namun peranan dan posisi perempuan tetap sama baik di keluarga maupun masyarakat.
Perempuan dan laki-laki saling bekerjasama mengurus rumah, sawah, kebun, dan akses terhadap hutan, termasuk hukum adatnya.
Sedangkan tradisi matrilineal di marga Semende Darat merupakan sebagai simbol penghormatan terhadap alam yang mereka ibbaratkan sebagai ibu.
Semua kekayaan alam itu dari ibu dan kembali ke ibu.
Suku besemah memiliki falsafah yang sampai sekarang masih di lestarikan yaitu 'Dek tau beghilok, jangan merusak jadilah', jika di artikan kedalam bahasa Indonesia falsafah tersebut memiliki arti 'tidak bisa memperbaiki, jangan ikut merusak cukup'. '
Falsafah ini sama seperti sikap alam terhadap makhluk hidup, terkhusus manusia.
Demikian sedikit ulasan tentang suku Besemah yang ada di Sumatera Selatan, semoga melalui artikel ini dapat menambah menambah pengetahuan teman-teman tentang keunikan suku yang ada di Indonesia.