Di antaranya, para wisatawan bisa menikmati Labuan Bajo dengan Live on Board (LOB) yang diinisiasi dan dirintis oleh para pelaku parekraf di Indonesia.
Ini menunjukan sisi terbaik dari pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, selain juga keberadaan Komodo sebagai daya tarik utama.
“Kalau dulu yang dijual resort dan hotel yang megah, sekarang dengan konsep personalize, customize, localize, dan smaller in size, phinisi-phinisi ini harus menjadi unggulan dan memberikan dampak bagi geliat ekonomi masyarakat dan menambah kesejahteraan masyarakat Labuan Bajo,” kata Sandiaga.
“Kita harapkan target dari total kunjungan sesuai dengan kapasitas Bandara Internasional Komodo 1,1 juta bisa tercapai, tapi yang harus diperhatikan adalah dampak dari ekonomi lokalnya, kepada lapangan kerja masyarakat. UMKM setempat ini yang harus kita utamakan dan harus kita perkuat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani; Kepala Biro Komunikasi Kemenprekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani; serta Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh.