Anda juga dapat mengonsumsi sayur-sayuran yang rendah karbohidrat, seperti kale, brokoli, dan bayam.
Sebaliknya, sumber karbohidrat seperti pasta, roti, dan nasi tidak boleh dikonsumsi sama sekali.
Contoh menu diet telur tradisional adalah:
Sarapan: dua telur dan sayur rendah karbohidrat
BACA JUGA:Rugi Besar! Kebakaran Menghabiskan Malang Plaza Pagi Dini Hari
Makan siang: protein tanpa lemak dengan sayuran hijau
Makan malam: telur atau protein tanpa lemak dengan sayur rendah karbohidrat.
Dalam diet telur tradisional juga tidak dikenal istilah snacking alias ngemil, kecuali dengan minum air putih. Diet ini juga biasanya dilakukan selama 14 hari
Ada pula jenis diet telur yang dinamakan ‘diet medis’ atau medical egg diet yang memperbolehkan pengikutnya memakan telur, roti, dan berbagai jenis sayur dan buah. Anda juga bisa minum minuman selain air putih, misalnya kopi hitam selama ia tidak diberi pemanis tambahan.
BACA JUGA:Jarang Dilirik, Ternyata Provinsi Jambi Miliki Keakayaan Alam Ini, Apa Itu?
Diet telur ini diklaim sebagai cara dokter menurunkan berat badan pasiennya sebelum operasi.
Namun, klaim ini tidak terbukti kebenarannya karena dokter biasanya menggunakan cairan diet khusus dan mengawasi pasiennya dengan sangat ketat selama menjalani diet sebelum operasi.
Hati-hati efek samping diet telur
Telur memang merupakan sumber protein yang baik bagi tubuh. Namun, hanya mengonsumsi telur dan membatasi makanan bernutrisi lainnya juga dinilai oleh banyak praktisi kesehatan sebagai cara yang buruk untuk menurunkan berat badan Anda.
Diet yang kaya protein, tapi rendah karbohidrat seperti diet dengan telur ini bisa menaikkan risiko Anda terkena penyakit jantung dan paru-paru.
BACA JUGA:Parah Nih! Bukannya Motor Jadi Sehat, Bengkel Ini Peras Pelanggan Sebesar Rp. 2,7 Juta