Rukun Islam dan rukun iman misalnya dicontohkannya, dijadikan syair-syair berirama dengan Bahasa Besemah.
“Dengan menggunakan tadut, ajaran Islam mudah diterima,”tutur Mady.
BACA JUGA:Mengejutkan! Ini Asal-Usul Suku Besemah Pagaralam
Bila tak menggunakan tadut, Mady tak yakin ajaran Islam tidak bisa dengan mudah diterima di masyarakat Besemah.
Diawali para pedagang Arab, tadut kemudian dipakai masyarakat Besemah.
Bertadut, kata Mady biasanya dilakukan ketika ada musibah kematian.
Di rumah duka, masyarakat berkumpul untuk bertadut. Syair-syair yang sarat ajaran Islam dilantunkan.
BACA JUGA:Mengejutkan! Ternyata Dialah Sosok Yang Dimakamkan di Kawah Gunung Sumbing
Ahmad Bastari Suan, seorang pencinta kebudayaan Besemah memperkirakan, tadut mulai digunakan antara abad 17 sampai 18 Masehi.
Senada dengan Mady, Bastari menyebut, tadut merupakan cara para ulama zaman itu untuk menyebarkan Islam ke tengah masyarakat Besemah.
“Kalau di Jawa, ada wali yang menggunakan wayang, maka di Besemah digunakanlah tadut,”ucap Bastari, ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Namun Bastari tak bisa memastikan siapa yang pertamakali menggunakan tadut.
Kata dia, belum ada yang melakukan penelitian ke arah sana.
Kendati, Bastari menduga, tadut pertamakali digunakan orang-orang Besemah sendiri.
Yang jelas, Bastari menyatakan, dengan menggunakan tadut, ajaran Islam mudah diterima masyarakat Besemah di zaman itu.