Dia pun juga menghadapi pergolakan hati atas idealismenya yang menganggap selama ini dia pikir hanya ada sisi hitam atau putih saja, jahat atau baik.
BACA JUGA:Verifikasi Sanggar dan Budayawan
Pada bagian sejak pembunuhan terjadi praktis film ini berfokus pada adegan-adegan investigasi yang cukup repetitif.
Dialog-dialognya menarik bagi penonton untuk menebak-nebak siapa pembunuhnya.
Namun seharusnya bisa lebih didramatisir dan diberikan scoring yang dapat membangun situasi.
Alhasil menjadi cukup flat di bagian pertengahan.
Nah, sisi produksi merupakan kekuatan terbesar dari Murder on the Orient Express.
Sangat megah, mewah, surreal dengan sinematografi yang memanjakan mata dan dengan CGI-nya yang sangat halus.
Kenneth Branagh mampu membangun feel dan mood yang membuat penonton seakan-akan turut ikut serta dalam perjalanan kereta Orient Express ini.
BACA JUGA:Bernilai Sejarah, Bagian dari Suatu Peradaban Budaya yang Tinggi
Murder on the Orient Express ditutup dengan rangkaian kejadian yang sempurna bagaimana seseorang korban itu dibunuh, sehingga menghasilkan twist ending yang memukau, mengejutkan dan sangat powerful dengan lantunan scoring merdu dari Patrick Doyle.
Seperti film-film detektif pada umumnya, ada berbagai karakter di sekitar tempat kejadian perkara dengan alibi masing-masing yang sekaligus jadi petunjuk investigasi bagi Poirot.
Di sini, anda bisa lihat berbagai tipe karakter orang yang sedang melakukan perjalanan jauh di kereta dengan fasilitas mewah.
Anda juga bisa menilai sendiri bagaimana kebiasaan dan cara berbicara para karakter saat mereka sedang ‘ ngumpul santai’ di kafetaria.
Poirot harus berhadapan dengan orang-orang yang enggak dikenal, sama halnya kalau kita bepergian menggunakan kereta.
BACA JUGA:Diskusi Santai Eksistensi Seniman dan Kelestarian Seni Budaya Besemah