JAKARTA, PAGARALAMPOS.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris berharap pemerintah tetap mengutamakan alokasi anggaran untuk program yang terkait langsung denggan masyarakat kecil, bukan malah memangkas atau bahkan menghilangkannya. Program tersebut, lanjutnya, diantaranya adalah program pemasangan jaringan gas rumah tangga (jargas).
“Saat ini bisa dikatakan mayoritas program yang dibutuhkan masyarakat kecil ada di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas). Sayangnya ada beberapa program yang terkait masyakat kecil tersebut, anggarannya dipotong.
Bahkan programnya dihilangkan. Tentu ini sangat kami sesalkan,” ujar Andi usai Rapat Dengan Pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Dirjen Migas di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Diantaranya program jargas dimana untuk tahun 2023 ini ditiadakan, yang anggarannya dialihkan ke program lain. Padahal pemerintah telah menargetkan 4 juta sambungan baru rumah tangga di tahun 2024 mendatang. Namun hingga kini masih 800 ribu sambungan jargas. Hal ini tentu sangat jauh dari target.
BACA JUGA:Tekan Biaya Haji di Bawah Rp50 Juta, Ace: Efisiensi Tanpa Mengurangi Peningkatan Pelayanan Jamaah
Ia berharap agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan sumber daya mineral (ESDM) melalu Dirjen Migas, tetap fokus pada target tersebut.
Tidak hanya itu, Politisi dari Fraksi PAN ini juga berharap adanya peningkatan anggaran pada program konversi BBM (bahan bakar minyak) ke gas. Terutama yang diperuntukan bagi petani, dalam hal ini pompa air berbahan bakar gas. Pasalnya saat ini pemerintah tengah menggalakkan ketahanan dan kedaulatan pangan.
Dengan Pompa air berbahan bakar gas, petani akan menghemat 60 persen dibanding menggunakan bahan bakar solar atau premium. Hal ini juga akan semakin meningkatkan produksi padi dan palawija.
Sehingga secara tidak langsung akan semakin meningkatkan ketahanan pangan nasional. Sehingga Andi berharap agar anggaran yang digunakan untuk program konversi BBM ke BBG (bahan bakar gas) nelayan bisa dalihkan untuk para petani yang saat ini tengah berusaha meningkatkan produktivitasnya.
BACA JUGA:BURT Tinjau RS Bethsaida Banten Guna Awasi Layanan Kesehatan Dewan
“Konversi BBM ke BBG khusus untuk program bantuan konverter kit nelayan sudah dilakukan sejak tahun 2016 silam Artinya, sudah banyak nelayan yang terbantu dan menggunakan konversi BBM ke BBG tersebut. Khusus untuk Petani, program tersebut baru dimulai sejak tahun 2019. Sehingga kami berharap agar program konverter kit (Konkit) BBG untuk nelayan sebagian dialihkan ke Petani untuk meningkatkan produksi pertanian yang pada akhirnya meningkatkan ketahanan pangan nasional,” paparnya.*